REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV — Menurut Haaretz, seorang pejabat senior militer Israel mengatakan kepada para wartawan pekan lalu bahwa angkatan udara sedang mempersiapkan apa yang disebutnya sebagai misi besar berikutnya.
Dilansir dari Aljazeera, Selasa (17/12/2024), pejabat militer tersebut mengungkapkan bahwa misi berikutnya mungkin akan mendapat dukungan dari pemerintahan baru Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump, terutama jika misi tersebut menargetkan Iran, menurut surat kabar tersebut.
Pada Ahad (15/12/2024), media Israel membahas kemungkinan serangan terhadap Iran mengingat apa yang mereka gambarkan sebagai "kesempatan bersejarah" bagi tentara Israel, selain meningkatnya ketegangan internal karena campur tangan cabang eksekutif dalam urusan peradilan.
Koresponden militer Channel 13, Or Heller, menggambarkan situasi saat ini sebagai peluang potensial bagi Israel untuk memperluas operasi militernya terhadap Iran.
Dia mencatat bahwa setelah operasi intensif di Gaza, Lebanon dan Suriah, perhatian beralih kembali ke timur, dan menekankan bahwa tentara Israel sekarang melihat kesempatan untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.
BACA JUGA: Terungkap Agenda Penghancuran Sistematis Gaza Hingga tak Dapat Dihuni dan Peran Inggris
Yossi Yehoshua, analis urusan militer untuk i24 dan Yedioth Ahronoth, menjelaskan bahwa ada konsensus yang berkembang di Israel mengenai peluang ini, terutama dengan adanya koridor melalui Suriah yang memfasilitasi operasi militer.
Namun dia juga menunjukkan kekhawatiran bahwa serangan Israel di wilayah tersebut dapat mendorong Iran untuk mempercepat program nuklirnya.
Dia menambahkan bahwa tentara Israel sedang mengarahkan sumber dayanya untuk persiapan aksi militer, dan mencatat kebutuhan mendesak akan dukungan Amerika Serikat untuk mencapai hal ini.