Kamis 12 Dec 2024 13:32 WIB

Ormas Islam Ajak Warga Jihad Ekonomi Demi Mangrove

Pelestarian mangrove penting bagi ekosistem pesisir.

Narasumber memberikan paparan dalam seminar Rehabilitasi Mangrove untuk Kemandirian Umat di Medan, Sumatra Utara, Rabu (11/12/2024).
Foto: Dok Republika
Narasumber memberikan paparan dalam seminar Rehabilitasi Mangrove untuk Kemandirian Umat di Medan, Sumatra Utara, Rabu (11/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Mangrove merupakan sekelompok tumbuhan unik yang hidup di garis pantai dan seringkali dianggap remeh. Padahal, keberadaan mangrove sangat penting bagi kelangsungan hidup ekosistem pesisir dan manusia.

Wakil Pusat Inkubasi Bisnis Syariah (Pinbas) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatra Utara Indra Utama mengatakan mangrove melindungi pantai dan menyerap karbon hingga lima kali lebih banyak dibandingkan pohon biasa.

Baca Juga

"Mangrove memiliki fungsi yang sama dengan vegetasi hutan daratan, bisa menyerap karbon. Kalau mangrove rusak, ekosistemnya pun hilang," ujarnya dalam seminar 'Rehabilitasi Mangrove untuk Kemandirian Umat' di Medan, Sumatra Utara, Rabu (11/12/2024). 

Indra mengatakan, rusaknya mangrove berdampak pada lingkungan bahkan iklim secara keseluruhan. Untuk itu, penting bagi Indonesia untuk mempertahankan luasan hutan mangrove saat ini.

Menurut data, ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 23 persen dari ekosistem dunia. Sayangnya, hanya 26 persen yang menjadi kawasan hutan. 

"Padahal, mangrove mampu menyumbang 1,5 miliar dolar AS, hanya dari sektor perikanan," lanjutnya.

Sumatra Utara memiliki hutan hutan seluas 3 juta hektare. Dari jumlah itu, 45 ribu hektare di antaranya merupakan kawasan mangrove.

Namun, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menyebutkan terdapat 15 ribu hektare lahan mangrove di Sumut dalam kategori rusak berat. Ini menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat dan harus meninggalkan persoalan besar yang berdampak pada isu perubahan iklim.

Karenanya, pelestarian dan restorasi mangrove menjadi isu penting saat ini. Deforestasi, perubahan iklim, dan aktivitas industri dapat mengancam keberadaan ekosistem ini. 

Direktur eksekutif Global Islamic Development Andi Y Hendrawan mengimbau masyarakat Sumatra Utara untuk berjihad ekonomi untuk mangrove.

"Kegiatan ini jangan berhenti hanya sampai tahap diskusi tapi harus ada tindakan nyata dalam pelestarian lingkungan dengan melakukan rehabilitasi mangrove," katanya.

Untuk mendukung hal tersebut, AQUA hadir melalui kerja sama dengan sejumlah organisasi Islam, yaitu Mathla’ul Anwar Sumatera Utara, Global Islamic Development (GID) dan Pinbas Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk melestarikan kawasan mangrove di Sumatra Utara. 

Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin mengatakan kepedulian AQUA terhadap lingkungan sudah terjadi sejak lama. AQUA berkomitmen melestarikan lingkungan dari hulu ke hilir melalui konserbasi air dan pemberdayaan masyarakat dalam daur ulang.

Setiap bantuan yang diberikan ke setiap daerah tidak selalu sama. Arif mengatakan, bantuan diberikan disesuaikan dengan kebutuhan daerah.

"Di sini kita bantu untuk pelestarian mangrove karena pascatsunami Aceh, salah satu yang terdampak adalah ekosistem pesisir," ujar Arif saat ditemui di lokasi yang sama.

Arif berharap pelestarian mangrove dapat mengembalikan ekosistem pesisir. Tak hanya melindungi bumi, menjaga mangrove akan meningkatkan nilai ekonomi wilayah setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement