REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sidang Tanwir Muhammadiyah yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengusung tema "Kemakmuran untuk Semua." Menurut ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2010 Prof Din Syamsuddin, Indonesia makmur adalah cita-cita nasional, sebagaimana tersurat dalam Mukaddimah Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Secara harfiah, makmur diadopsi dari kata bahasa Arab yang berarti 'hidup dan berpenghidupan' atau 'membangun.' Karenanya, lanjut Din, konsep kemakmuran berhubungan dengan al-muwathonah, yakni kewargaan dan kewarganegaraan.
"Jadi, pemakmuran adalah upaya bersama membangun negeri untuk kesejahteraan bersama," ujar Din dalam Sidang Tanwir Muhammadiyah di Kupang, NTT, Jumat (6/12/2024).
Sebagai konsep agama, kemakmuran berdimensi lahiriah dan batiniah dalam pemenuhan berbagai kebutuhan masyarakat. Dalam kaitan ini, penghadiran kemakmuran yang diusung Muhammadiyah perlu bersifat komprehensif, yakni meliputi seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu ini mengingatkan, para pendiri bangsa Indonesia sudah menerjemahkan perwujudan kemakmuran sebagai konsep penting dalam cita-cita nasional. Ini termuat dalam UUD 1945, khususnya Pasal 33 yang berbicara tentang keadilan ekonomi.
"Sayangnya, amanat keadilan ekonomi ini sudah dirancukan dalam UUD (hasil amanden) 2002, dengan dirasukkannya elemen ekonomi liberalistik," kata Din.
Karena itu, cendekiawan Muslim ini menegaskan perlu Indonesia kembali kepada UUD 1945 asli, yakni yang mengedepankan ekonomi kerakyatan atau keadilan ekonomi. Pada saat yang sama, dalam bidang politik, perlu penerapan sila keempat Pancasila secara murni dan konsekuen.
Niat baik Muhammadiyah, melalui Sidang Tanwir 2024, yakni menghadirkan kemakmuran untuk semua, perlu dikaitkan dengan "pelurusan kiblat bangsa." Dalam arti, kembali kepada UUD 1945.
"Dengan pertama dan utama, menanggulangi kemungkaran struktural yang sudah mempengaruhi budaya bangsa," ucap Din.
"Dalam hal ini dapat dikatakan, tiada kemakmuran tanpa keadilan, dan tiada keadilan tanpa kejujuran," tukas dia.