Rabu 13 Nov 2024 05:43 WIB

Bank Pembangunan Islam Sumbang Rp 157 Miliar untuk Program Iklim WHO

WHO akan membuat 10 ribu fasilitas kesehatan dengan elektrifikasi tenaga surya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: A.Syalaby Ichsan
Kantor Pusat Islamic Development Bank (IDB) di Jeddah, Saudi Arabia.
Foto: Republika/Nasihin Masha
Kantor Pusat Islamic Development Bank (IDB) di Jeddah, Saudi Arabia.

REPUBLIKA.CO.ID,BAKU -- Islamic Development Bank (IsDB) atau Bank Pembangunan Islam telah menyumbangkan dana sebesar 10 juta dolar AS atau setara Rp157 miliar kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dana itu akan digunakan untuk mendukung Health Impact Investment Platform (HIIP).

Kesepakatan pemberian sumbangan tersebut diteken IsDB dan WHO di Konferensi Perubahan Iklim PBB COP29 2024 di Baku, Azerbaijan, Selasa (12/11/2024). WHO mengungkapkan,  HIIP diluncurkan untuk mengajak bank-bank pembangunan multilateral dan organisasi lain yang berkepentingan berkolaborasi dalam menemukan solusi bagi negara-negara berpenghasilan rendah-menengah di bidang perawatan kesehatan serta terkait iklim. 

Baca Juga

"Islamic Development Bank dengan bangga mendukung Health Impact Investment Platform sebagai bagian dari komitmen teguh kami untuk memajukan cakupan dan ketahanan kesehatan universal di negara-negara anggota kami," kata Presiden IsDB Muhammad Al Jasser, dikutip Anadolu Agency.

"Health Impact Investment Platform dan WHO ini memungkinkan kita meningkatkan perawatan kesehatan primer di tempat-tempat yang paling membutuhkan, menciptakan fondasi yang lebih kuat untuk menahan krisis di masa depan, dan mengatasi tantangan kesehatan yang mendesak saat ini," tambah Al Jasser. 

WHO mengungkapkan, negara-negara yang sudah masuk fase pertama HIIP Burundi, Republik Afrika Tengah, Komoro, Djibouti, Mesir, Ethiopia, Guinea Bissau, Yordania, Maladewa, Maroko, Senegal, Sudan Selatan, Gambia, Tunisia, dan Zambia. 

WHO bermaksud memperkuat ketahanan terhadap krisis iklim dengan mengembangkan rencana di seluruh wilayah yang termasuk dalam HIIP guna memerangi perubahan iklim. Selain itu WHO akan membuat sekitar 10 ribu fasilitas kesehatan di negara-negara terkait berfungsi penuh, termasuk dengan elektrifikasi tenaga surya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement