Senin 11 Nov 2024 14:53 WIB

AS Bekukan Pengiriman 130 Buldoser ke Israel

Pembekuan dilakukan usai Israel menggunakan buldozer menghancurkan rumah-rumah Gaza.

Beberapa buldozer dengan disertai oleh ratusan prajurit Israel bergerak memasuki Permukiman Wadi Homs di Yerusalem Timur dan mulai menghancurkan beberapa bangunan di daerah itu.
Foto: anadolu
Beberapa buldozer dengan disertai oleh ratusan prajurit Israel bergerak memasuki Permukiman Wadi Homs di Yerusalem Timur dan mulai menghancurkan beberapa bangunan di daerah itu.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSALEM — Pemerintah Amerika Serikat (AS) baru-baru ini dilaporkan membekukan kesepakatan pengiriman 130 buldoser ke Israel karena alat berat itu digunakan untuk menghancurkan rumah-rumah di Gaza.

Surat Kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan pada Ahad (10/11) bahwa Kementerian Pertahanan Israel telah menandatangani kontrak besar untuk membeli sekitar 130 buldoser D9 dari produsen mesin asal AS, Caterpillar. 

Baca Juga

Meski demikian, menurut harian yang mengutip sejumlah sumber di bidang pertahanan Israel itu, AS kemudian membekukan pengiriman 130 buldoser ke Israel karena pembelian itu memicu kritik luas di AS. Sumber tersebut mengeklaim bahwa Israel telah membayar pembelian buldoser-buldoser tersebut dan sedang menunggu persetujuan ekspor dari Departemen Luar Negeri AS.

Yedioth Ahronoth menyebutkan bahwa pembekuan pengiriman terjadi ketika Israel sangat membutuhkan buldoser, terutama setelah peralatan tersebut selesai menjalani perawatan.

Menurut laporan itu, tentara Israel juga telah terlibat dalam operasi darat di Lebanon selatan selama lebih dari sebulan, sehingga memerlukan tambahan buldoser D9 untuk digunakan di wilayah tersebut.

Harian itu menambahkan bahwa pembekuan pengiriman buldoser telah mengakibatkan rencana Israel untuk menciptakan zona penyangga antara Gaza dan Negev di Israel selatan tertunda. Rencana tersebut mencakup penghancuran ratusan bangunan Palestina dan area pertanian di sepanjang perbatasan Gaza.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement