Senin 28 Oct 2024 17:48 WIB

Netanyahu Dituduh Menghalangi Upaya Gencatan Senjata

Militer Israel mengatakan bahwa 34 di antaranya telah tewas.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,DOHA -- Para kritikus di Israel menuduh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menghalangi mediasi gencatan senjata dan pembebasan sandera untuk membebaskan 97 tawanan yang masih ditahan oleh kelompok-kelompok pejuang kemerdekaan Palestina di Gaza, Palestina. Militer Israel mengatakan bahwa 34 di antaranya telah tewas.

Netanyahu telah menolak proposal gencatan senjata, termasuk salah satunya dari pemerintah Amerika Serikat (AS) pada bulan Mei. Netanyahu juga menyetujui pembunuhan Islamil Haniyeh, pemimpin Hamas yang terlibat dalam perundingan, di Teheran, Iran. 

Baca Juga

Hamas telah mengupayakan diakhirinya perang dan penarikan pasukan Israel dari Gaza, yang telah dirusak lebih dari satu tahun pengeboman tanpa henti oleh Israel. Lebih dari 42.000 warga Palestina telah dibunuh Israel sejak 7 Oktober 2023.

Pemerintahan sayap kanan Israel telah mendorong solusi militer, karena telah membuka front baru setelah meluncurkan serangan darat di Lebanon selatan terhadap kelompok bersenjata Hizbullah.

Dalam sebuah pidato terpisah pada hari Ahad (27/10/2024), yang menandai ulang tahun kalender Ibrani dari serangan Hamas, yang pada tanggal 7 Oktober 2023 dilakukan, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa aksi militer dengan sendirinya tidak akan mencapai tujuan perang negara tersebut, yang termasuk membawa pulang para tawanan.

“Tidak semua tujuan dapat dicapai melalui operasi militer saja. Untuk mewujudkan kewajiban moral kami untuk membawa pulang para tawanan, kami harus membuat konsesi yang menyakitkan,” kata Gallant.

Sebelumnya, diberitakan para pengunjuk rasa Israel menginterupsi pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah peringatan untuk mengenang para korban serangan 7 Oktober 2023 ketika perundingan gencatan senjata Gaza dimulai kembali di Doha, Qatar.

Netanyahu berdiri mematung di podium selama upacara pada Ahad (27/10) ketika para hadirin yang hadir berteriak-teriak, menginterupsi pidatonya selama lebih dari satu menit, menurut siaran langsung pidato tersebut. 

Beberapa orang meneriakkan “Memalukan (Shame on you)" dan membuat keributan. Sehingga memaksa Netanyahu menghentikan pidatonya tak lama setelah dimulai.

Salah satu pengunjuk rasa berulang kali berteriak, “Ayah saya terbunuh,” dikutip dari laman Al Jazeera, Senin (28/10/2024)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement