Senin 28 Oct 2024 10:00 WIB

Apakah Hamas akan Kalah? Begini Penjelasan Tokoh Senior Kelompok Tersebut

Hamas akan terus menyerang Israel sampai menggapai kemenangan.

Warga Palestina berkumpul di dekat sebuah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Jumat, 25 Oktober 2024.
Foto: dok Republika
Warga Palestina berkumpul di dekat sebuah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Jumat, 25 Oktober 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Palestina Hamas tidak dapat dihancurkan dan yakin bahwa mereka pada akhirnya akan menang, kata Basem Naim, anggota senior biro politik Hamas, beberapa waktu lalu.

"Hamas adalah gerakan pembebasan yang dipimpin oleh orang-orang yang ingin kemerdekaan dan martabat, dan ini tidak dapat dihancurkan," katanya dalam pernyataan yang dikutip oleh Press TV.

Baca Juga

Pernyataan Naim disampaikan setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan pada Kamis (17/10) bahwa mereka telah membunuh pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.

"Sangat menyakitkan dan menyedihkan kehilangan orang-orang yang dicintai, terutama para pemimpin luar biasa kami, tetapi yang kami yakini adalah bahwa ini adalah nasib semua orang yang berjuang untuk kemerdekaan mereka," kata Naim.

Naim juga menambahkan gerakan tersebut percaya bahwa takdir mereka adalah "kemenangan atau mati syahid."

Jumlah warga Palestina wafat

Pasukan Israel telah membunuh lebih dari 1.000 warga Palestina di Gaza utara selama hampir tiga pekan terakhir, kata Juru Bicara Pertahanan Sipil Palestina Mahmoud Bassal. Pengeboman Israel juga memaksa separuh jumlah penduduk di wilayah itu melarikan diri, sedangkan penduduk lainnya terjebak di sana tanpa pasokan air atau makanan.

Lewat video di media sosial pada Ahad (27/10), Bassal mengatakan bahwa serangan Israel masih terus berlanjut. "Lebih dari 100.000 warga Palestina di daerah Jabalia, Beit Hanoun, dan Beit Lahia menderita akibat pengepungan dan pengeboman Israel, sementara separuh populasi lainnya yang berjumlah sekitar 200.000 jiwa, terpaksa mengungsi ke Kota Gaza, provinsi terdekat di utara," kata Bassal.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement