Kamis 24 Oct 2024 16:00 WIB

Amir Hamzah, Santriprenuer di Balik Cross Border Sebuah E Commerce

Amir Hamzah ingin menyerap tenaga kerja dan mengembangkan dunia usaha.

Amir Hamzah.
Foto: Dokpri
Amir Hamzah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran Santri bagi Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi komitmennya. Di berbagai bidangnya, ada peran dan kontribusi santri bagi ibu pertiwi. Salah satu kontribusi santri di bidang digital teknologi adalah Master Bagasi.

Dibalik eksistensi Master Bagasi yang berhasil membawa ribuan produk pilihan dari ratusan brand asli Indonesia bersaing di pasar mancanegara adalah seorang santri. Namanya Amir Hamzah, alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor tahun 2006.

Baca Juga

Diakui Hamzah, peran santri bagi Indonesia tersebar di berbagai bidangnya. Dengan pengalaman jatuh bangun mendirikan usaha sebelumnya, Hamzah membulatkan tekad menjadi seorang pengusaha santri atau Santripreneur dengan membangun ekosistem digital diaspora Indonesia melalui Master Bagasi.

“Indonesia ini kaya akan budaya dan cita rasa produk UMKM yang khas. Sayangnya, suara produk-produk khas Indonesia masih sedikit gemanya di belahan dunia. Karena itu, melalui Master Bagasi kami bertekad mensyiarkan cita rasa dan budaya khas Indonesia di mata dunia,” jelas Hamzah.

Komitmen itu telah dibuktikan sejak Master Bagasi berdiri 2021, hingga saat ini, Master Bagasi telah berhasil mengenalkan produk-produk khas Indonesia di 100 negara di dunia. Bahkan aplikasinya yang baru diluncurkan di Play Store dan App Store beberapa bulang yang lalu telah diunduh lebih dari 20 ribu kali.

Keberhasilan itu diakui Hamzah berkat dukungan Diaspora Indonesia khususnya jaringan santri (santri connection) yang berada di berbagai negara di belahan dunia. Hamzah melanjutkan, dalam mengelola Master Bagasi ia menerapkan Santri Values atau pesan dan nasihat serta ilmu saat belajar di Pondok Pesantren saat itu. Salah satunya prinsip ta’awanu ‘alal birri atau berlomba dalam memberikan kebaikan dan manfaat bagi masyarakat.

“Makanya saat menyelami banyak usaha sebelumnya dan melakukan riset tentang perusahaan rintisan teknologi yang berkembang di Indonesia. Maka ada beberapa hal yang belum disentuh maksimal. Yaitu menghadirkan platform digital yang menghubungkan Diaspora Indonesia dengan UMKM yang lebih mudah, murah dan dekat,“ lanjut Hamzah yang aktif di kegiatan pramuka saat nyantri di Gontor.

Hasilnya pun membanggakan, inovasi dan ide Hamzah melalui Master Bagasi berhasil menjadi ekosistem digital diaspora Indonesia, yang relevan dan adaptif dengan perkembangan zaman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement