Selasa 15 Oct 2024 20:06 WIB

Petinggi Muhammadiyah-NU Masuk Kabinet Prabowo, Anwar Abbas: Jangan Neko-Neko

Prabowo sudah mengingatkan para menterinya untuk tidak mencari keuntungan.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dua petinggi ormas Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan NU dipanggil Presiden terpilih Prabowo Subianto ke kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta, pada Senin (14/10/2024).

Keduanya adalah Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Abdul Mu'ti. 

Baca Juga

Ketua PP Muhammadiyah, Buya Anwar Abbas berharap keduanya bisa menjalani amanah yang diberikan Prabowo dengan sebaik-baiknya. Dia juga berpesan agar tidak berbuat yang aneh-aneh. 

"Mudah-mudahan mereka tersebut akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan jangan neko-neko," ujar Buya Anwar saat dihubungi Republika, Selasa (15/10/2024). 

Menurut dia, perwakilan NU dan Muhammadiyah tersebut harus ingat bahwa Presiden Prabowo yang mereka bantu sudah mengingatkan para menterinya untuk tidak mencari keuntungan dari anggaran negara. 

"Jadi kita berharap lewat kekuasaan dan jabatan yang mereka emban mereka akan bisa mencegah praktik korupsi di kementeriannya karena masalah korupsi ini akhir-akhir ini benar-benar sudah sangat merisaukan," ucap Buya Anwar. 

Wakil Ketua Umum MUI ini menjelaskan, NU dan Muhammadiyah adalah dua buah ormas besar di negeri ini. Menurut dia, kontribusi kedua ormas ini dalam perjuangan kemerdekaan dan dalam mengisi kemerdekaan tidak diragukan lagi. 

"Kedua ormas tersebut sama-sama banyak berkontribusi dalam melindungi, mensejahterakan dan mencerdaskan rakyat," kata Buya Anwar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement