Selasa 15 Oct 2024 05:19 WIB

Laporan Ini Ungkap Kecanggihan Siber Iran yang Bisa Tembus Pertahanan Donald Trump

Kemampuan Iran terus berkembang bahkan demi campur tangan terhadap pemerintah asing.

Rep: Mgrol153/ Red: A.Syalaby Ichsan
Arab Saudi Buka Suara Soal Isu Peretasan Ponsel Bos Amazon (Foto: Ilustrasi peretasan)
Foto: Piqsels
Arab Saudi Buka Suara Soal Isu Peretasan Ponsel Bos Amazon (Foto: Ilustrasi peretasan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kemampuan teknologi siber Iran dilaporkan telah berkembang pesat selama beberapa dekade terakhir. Teknologi tersebut dinilai menjadi komponen utama dalam strategi geopolitik Iran yang lebih luas.

Dalam beberapa tahun terakhir, Teheran semakin fokus pada perang siber, sering beroperasi di bawah bayang-bayang kekuatan global besar, dikutip dari Micheal Mieses, Noelle Kerr, Nakissa Jahanbani dalam artikelnya bertajuk Artificial Intelligence Is Accelerating Iranian Cyber Operations yang diterbitkan lembaga keamanan nasional Lawfaremedia.org, Rabu (9/10/2024).

Baca Juga

Pendekatan rahasia tersebut dinilai merupakan bagian dari upaya Iran untuk mendapatkan keunggulan asimetris di kancah internasional, di mana konfrontasi militer langsung mungkin tidak selalu menjadi pilihan yang layak. Aktivitas siber Iran dinilai telah meluas ke berbagai domain, termasuk spionase, sabotase, dan perang informasi, dengan penggunaan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI) yang semakin memperluas jangkauan dan dampak operasinya.

"Salah satu insiden paling menonjol dari agresi siber Iran terjadi pada akhir Juni dan awal Juli, ketika peretas Iran dilaporkan mencuri informasi sensitif dari kampanye presiden Donald Trump dan menyerahkannya kepada tim Joe Biden,"dikutip dari laporan tersebut.

photo
Donald Trump. - (AP Photo/Alex Brandon)

Tindakan ini, dikonfirmasi oleh badan intelijen Amerika Serikat seperti FBI dan Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA). Operasi tersebut menyoroti kemampuan yang semakin meningkat dari para operator siber Iran. Kemampuan siber Iran dinilai terus berkembang terutama kesediaan mereka untuk campur tangan dalam pemilihan asing, dengan tujuan mempengaruhi hasil politik yang dapat menguntungkan kepentingan strategis mereka.

"Ketergantungan Iran pada perang siber adalah bagian dari strategi asimetris yang lebih besar, termasuk memanfaatkan cara-cara non-konvensional untuk menantang musuh yang lebih kuat."

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement