Sabtu 12 Oct 2024 09:00 WIB

Tentara Zionis Israel Incar Kelompok ini

Zionis Israel harus dihentikan.

Tenda-tenda berdesakan saat warga Palestina yang mengungsi berkemah di sepanjang pantai Deir Al Balah, Jalur Gaza tengah, Rabu, 9 Oktober 2024.
Foto: AP
Tenda-tenda berdesakan saat warga Palestina yang mengungsi berkemah di sepanjang pantai Deir Al Balah, Jalur Gaza tengah, Rabu, 9 Oktober 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Rezim Zionis telah menargetkan jurnalis dan reporter yang meliput peristiwa terkait kejahatan yang dilakukan rezim tersebut dalam Perang Gaza, termasuk kekejaman di kamp pengungsi Jabalia, lapor sejumlah media.

Tentara Israel menyerang sekelompok jurnalis di Gaza utara, menewaskan satu orang dan menyebabkan operator kamera Al Jazeera, Fadi al-Wahidi, terluka parah di bagian leher, lapor Al Jazeera pada Kamis (10/10). Al-Wahidi ditembak oleh pasukan Israel pada Rabu (9/10) saat meliput di kamp pengungsi Jabalia, menjadikannya kamerawan kedua Al Jazeera yang menjadi target serangan Israel pekan ini.

Baca Juga

Lebih dari 175 pekerja media telah tewas dalam konflik yang sedang berlangsung di wilayah Palestina tersebut.

Warganet pro-Palestina di X, menunjukkan solidaritas mereka terhadap rakyat Gaza.

Seorang warganet asal Mesir menulis, "Warga Gaza di selatan mengatakan bahwa pembantaian yang terjadi di Jabalia saat ini belum pernah terjadi sebelumnya."

"Ingat semua video mengerikan yang kalian lihat sepanjang tahun lalu?", tanya warganet tersebut.

"Mereka yang hidup melewati itu mengatakan bahwa kengerian di Jabalia bahkan lebih buruk." Sejak 7 Oktober 2023, rezim zionis secara sengaja menargetkan jurnalis Palestina untuk mencegah mereka meliput kejahatan rezim tersebut. Organisasi kemanusiaan sangat mengkritik rezim zionis Israel atas serangan terhadap jurnalis.

Lebih dari 42.000 warga Palestina terbunuh, kebanyakan perempuan dan anak-anak, sejak rezim Israel melancarkan perang genosida terhadap Gaza pada 7 Oktober tahun lalu. Hampir seluruh penduduk wilayah yang diisolasi tersebut mengungsi secara internal dan banyak di antaranya yang sudah berkali-kali mengungsi.

Kementerian Luar Negeri Lebanon mendesak masyarakat internasional dan Dewan Keamanan PBB untuk menyelidiki serangan sistematis dan disengaja Israel terhadap pasukan sementara PBB di Lebanon (UNIFIL). Dalam serangan tersebut, dua prajurit TNI dilaporkan terluka.

"Lebanon mendesak Dewan Keamanan [PBB], komunitas internasional, dan negara-negara yang berkontribusi dalam misi UNIFIL untuk melakukan penyelidikan atas masalah ini," demikian bunyi pernyataan yang juga mendesak Dewan Keamanan untuk mengecam serangan tersebut, Jumat (11/10/2024).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement