Kamis 03 Oct 2024 05:01 WIB

Mengenal Lembaga Sertifikasi Halal di Jepang

Kebutuhan produk halal di Jepang meningkat.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Salah satu menu di Tokyo Belly. Restoran Jepang Tokyo Belly resmi mendapat sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Foto: Dok.Instagram/@tokyobelly
Salah satu menu di Tokyo Belly. Restoran Jepang Tokyo Belly resmi mendapat sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan Muslim dan pertumbuhan populasi Muslim di Jepang, kebutuhan akan produk dan layanan yang memenuhi standar halal juga meningkat. 

Untuk memenuhi permintaan ini, beberapa lembaga di Jepang pun didirikan dan bertanggung jawab dalam memberikan sertifikasi halal. Setiap lembaga ini memiliki standar dan prosedur yang diakui secara internasional untuk memastikan bahwa produk yang mereka sertifikasi memenuhi kriteria halal sesuai dengan hukum Islam.

Baca Juga

Setidaknya ada dua lembaga sertifikasi halal yang terkenal di Jepang, yaitu Japan Halal Association (JHA) dan Nippon Asia Halal Association (NAHA).   Berikut profil singkatnya:

1. Japan Halal Association (JHA)

Ini adalah salah satu lembaga sertifikasi halal terbesar di Jepang. JHA diakui oleh beberapa otoritas internasional dan memberikan sertifikasi untuk berbagai produk, termasuk makanan dan kosmetik

Dilansir dari situs resminya, Japan Halal Association merupakan badan sertifikasi halal yang disetujui oleh JAKIM (Malaysia), MUIS (Singapura), MUI (Indonesia), GAC (negara-negara Teluk) dan ESMA (UEA).

JHA memperkenalkan perusahaan-perusahaan yang telah memperoleh sertifikasi Halal dan tengah mengembangkan bisnis mereka di seluruh dunia dengan produk-produk buatan Jepang. Mereka juga berbagi tentang bagian tersulit dalam memperoleh sertifikasi Halal dan bagaimana sertifikasi Halal memengaruhi pengembangan bisnis.

Lembaga sertifikasi halal ini didirikan pada 2010 lalu di Osaka, Jepang. Di antara peran dan tugasnya adalah menyediakan sertifikasi halal untuk berbagai produk seperti makanan, minuman, kosmetik, farmasi, dan layanan seperti hotel dan restoran.

JHA juga engembangkan dan menetapkan standar halal yang sesuai dengan prinsip Syariah Islam, menyelenggarakan pelatihan dan seminar untuk edukasi tentang pentingnya halal di kalangan produsen dan konsumen, serta bekerja sama dengan lembaga internasional untuk memastikan pengakuan global terhadap sertifikasi halal Jepang.

2. Nippon Asia Halal Association (NAHA)

NAHA menyediakan layanan sertifikasi halal dan juga terlibat dalam edukasi tentang halal di Jepang. Lembaga ini diakui oleh organisasi di luar negeri, termasuk di Timur Tengah dan Asia Tenggara.

Lembaga halal ini dibentuk karena prihatin akan sulitnya mendapat produk halal segar di Jepang, terutama produk dalam negeri. Lembaga ini didirikan pada 2013 lalu oleh muslim kelahiran Pakistan, Saeed Akhtar yang ingin memperluas penggunaan produk Halal Buatan Jepang.

Berkantor pusat di Chiba, Jepang, NAHA berupaya keras untuk menyelenggarakan seminar dan acara untuk meningkatkan kesadaran tentang sistem sertifikasi Halal itu sendiri.

Japan Halal Expo 2014, yang diselenggarakan oleh NAHA di Makuhari Messe, merupakan forum internasional berskala penuh pertama di Jepang yang berfokus pada industri Halal. Sekitar 30 perusahaan bergabung dalam acara tersebut untuk memamerkan berbagai produk Halal Jepang. Selama bertahun-tahun, semakin banyak perusahaan yang berpartisipasi, mencapai lebih dari 100 perusahaan pada tahun 2016.

​Selain dua lembaga halal tersebut, baru-baru ini Pemerintah Indonesia juga meluncurkan Lembaga Sertifikasi Halal berbasis Komunitas Muslim Indonesia yang pertama di Jepang. Lembaga bernama Halal International Trust Organization (HITO) ini diluncurkan di KBRI Tokyo, pada Ahad (29/9/2024). 

HITO adalah lembaga sertifikasi halal berbasis komunitas yang berada di bawah Keluarga Masyarakat Islam Indone​sia (KMII). HITO bertujuan mendampingi para pengusaha pangan lokal di Jepang untuk memiliki kebijakan halal serta menerapkan prinsip-prinsip kehalalan produk. Pada saat ini sertifikasi halal HITO hanya diperuntukan pasar Jepang dan tidak berorientasi ekspor.

Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas memimpin peluncuran HITO secara resmi, didampingi oleh Dubes RI untuk Jepang merangkap Federasi Mikronesia Heri Akhmadi, dan Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Muhammad Aqil Irham di KBRI Tokyo. 

Lembaga sertifikasi halal di Jepang memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen Muslim dan mendukung ekspansi industri halal di tingkat nasional dan internasional. Dengan adanya beberapa organisasi yang fokus pada sertifikasi halal, Jepang berupaya memastikan bahwa produk dan layanan yang dihasilkan memenuhi standar halal yang tinggi, sekaligus membuka peluang ekonomi yang signifikan dalam pasar halal global.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement