Ahad 29 Sep 2024 16:17 WIB

Ikan Jenis Apa yang Diambil untuk Susu Ikan? Ini Penjelasan Menteri KKP

Protein ikan dinilai sedikit lebih tinggi daripada protein non-ikan.

Rep: M Nursyamsi/ Red: A.Syalaby Ichsan
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono usai memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (26/7/2024). Trenggono dipanggil untuk dimintai keterangannya sebagai saksi terkait dalam kasus dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa di PT Telkom. Trenggono hadir di Gedung Merah Putih KPK sekitar pukul 08.50 WIB dan naik ke ruang pemeriksaan pada pukul 08.55 WIB serta keluar dari ruang penyidik KPK sekitar pukul 11.25 WIB dengan mengenakan batik hitam bemotif warna kuning.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono usai memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (26/7/2024). Trenggono dipanggil untuk dimintai keterangannya sebagai saksi terkait dalam kasus dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa di PT Telkom. Trenggono hadir di Gedung Merah Putih KPK sekitar pukul 08.50 WIB dan naik ke ruang pemeriksaan pada pukul 08.55 WIB serta keluar dari ruang penyidik KPK sekitar pukul 11.25 WIB dengan mengenakan batik hitam bemotif warna kuning.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimistis susu ikan menjadi salah satu pilihan kebutuhan protein masyarakat. Pasalnya, protein ikan sedikit lebih tinggi dibandingkan protein non-ikan.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono saat menjadi pembicara dalam webinar nasional "Mengenal Kandungan Gizi Susu Ikan" yang diadakan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia.

Baca Juga

Trenggono mengatakan, produksi perikanan Indonesia selama satu dekade terakhir stabil di kisaran 20-25 juta ton per tahun, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata sekitar 2 persen. "Artinya, sumber protein dari sektor perikanan masih melimpah ketimbang sumber protein berbasis darat yang saat ini sebagian besar dari ekspor," ujar Trenggono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (29/9/2024).

Trenggono menyampaikan ikan telah menjadi sumber protein penting dalam pola makan masyarakat Indonesia, dan memiliki ruang untuk peningkatan. Trenggono menjelaskan, Hidrolisat Protein Ikan (HPI) hadir untuk menjawab tantangan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang tidak suka makan ikan karena bau amis, alergi, makannya ribet, berduri dan lain sebagainya.

Trenggono menyampaikan HPI yang menjadi bahan baku utama susu ikan juga memiliki karakteristik yang multifungsi dan praktis, sehingga dapat mendorong terciptanya inovasi produk pangan lokal unggulan lainnya melalui fortifikasi bahan makanan dan minuman.

“Melalui teknologi ultrafiltrasi, kita dapat menghilangkan komponen yang menyebabkan bau amis dan alergen pada ikan. Hasilnya adalah susu ikan yang tidak hanya aman dikonsumsi tetapi juga tidak berbau amis, menjadikannya lebih diterima oleh masyarakat luas. Salah satu produk HPI adalah minuman protein ikan, seperti SURIKAN, bebas laktosa, dan kaya nutrisi seperti Omega-3, EPA, dan DHA,” ucap Trenggono.

Trenggono mengatakan, ikan yang dijadikan bahan baku susu ikan adalah ikan yang memiliki edible portion atau bagian yang dapat dimakan dalam jumlah sedikit, nilai ekonomi yang rendah, namun ketersediaannya sangat melimpah sepanjang tahun. Salah satu ikan yang berpotensi dimanfaatkan untuk pengembangan produk inovatif berbasis ikan seperti susu ikan adalah ikan Selar. Produksinya stabil selama beberapa tahun terakhir. Maluku dan Sulawesi Utara adalah produsen terbesar ikan selar.

“Apabila kita membandingkan kandungan gizi antara susu ikan dan susu sapi, maka susu ikan memiliki kandungan protein yang lebih tinggi, yaitu tujuh gram per 35 gram takaran saji. Sedangkan susu sapi mengandung enam gram protein," lanjut dia. 

Trenggono menyebut susu ikan kaya akan Omega-3, dengan 49 mg per takaran saji, asam amino esensial dan non esensial, serta tidak mengandung laktosa, menjadikannya pilihan yang baik bagi mereka yang intoleran laktosa.

Di sisi lain, susu sapi memiliki kandungan lemak dan kalsium yang lebih tinggi, serta beragam vitamin. Kedua jenis susu ini menawarkan manfaat yang berbeda tergantung pada kebutuhan nutrisi masing-masing.

“Inisiatif susu ikan ini menunjukkan potensi besar dalam memanfaatkan sumber daya perikanan yang melimpah di Indonesia untuk mendukung ketahanan pangan dan gizi masyarakat dan dapat menjadi alternatif penting untuk memenuhi kebutuhan gizi generasi emas 2045," kata Trenggono.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Arif Satria menyambut baik insiatif KKP dalam mengolah ikan menjadi susu ikan. Menurutnya hal itu sangat positfi untuk pemenuhan gizi masyarakat yang jumlahnya akan terus bertambah.

“Kami sangat mendukung inovasi susu ikan ini. Ikan memiliki protein yang besar dan keberadaanya sangat melimpah,” kata Arif.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement