REPUBLIKA.CO.ID,LONDON — Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengecam pembunuhan aktivis berkewarganegaraan AS-Turki, Aysenur Ezgi Eygi. Eygi ditembak sniper Israel tepat di kepala hingga tewas saat berunjuk rasa di Tepi Barat.
Blinken mengatakan, pembunuhan terhadap Eygi tidak beralasan dan tak dapat dibenarkan. "Tidak seorang pun boleh ditembak dan dibunuh karena menghadiri (aksi) protes," ujar Blinken di sela-sela konferensi pers bersama Menlu Inggris David Lammy di London, Selasa (10/9/2024), dikutip Anadolu Agency.
Blinken mengungkapkan, Eygi merupakan warga AS kedua yang terbunuh oleh pasukan keamanan Israel. "Saya pikir apa yang kita lihat dalam penyelidikan ini, tampaknya menunjukkan apa yang dikatakan para saksi mata dan memperjelas bahwa pembunuhannya tidak beralasan serta tak dapat dibenarkan," ucapnya.
Dia menambahkan, pasukan keamanan Israel perlu membuat beberapa perubahan mendasar dalam cara mereka beroperasi di Tepi Barat. "Termasuk perubahan pada aturan keterlibatan (rule of engagement) mereka," ujar Blinken.
Eygi ditembak pasukan Israel pada Jumat pekan lalu. Kepala perempuan berusia 26 tahun itu ditembus peluru ketika berpartisipasi dalam aksi demonstrasi memprotes permukiman ilegal Israel di Beita, sebuah kota di luar kota Nablus, Tepi Barat.
Para saksi mata mengatakan, pasukan Israel melepaskan berondongan tembakan langsung ke arah demonstran. Meski Eygi berada agak jauh dari area protes utama, tapi dia ikut tertembak. Eygi sempat dilarikan ke rumah sakit. Namun nyawanya tetap tak tertolong.
Eygi lahir di Antalya, Turki, pada 1998. Dia lulus dari University of Washington pada Juni lalu. Eygi baru saja tiba di Tepi Barat pekan lalu. Dia datang ke sana setelah bergabung menjadi sukarelawan di International Solidarity Movement (ISM). Gerakan itu bertujuan mendukung dan melindungi kelompok petani Palestina.