Rabu 11 Sep 2024 05:30 WIB

Hari ke-340 Genosida, Jumlah Syuhada Gaza Capai 41.020 Jiwa

Tentara penjajah melakukan pembantaian di kamp pengungsi Al-Mawasi, Khan Younis.

Petugas penyelamat berusaha mengeluarkanw arga yang terkubur akibat bombardir Israel di wilayah al-Mawasi, Gaza, Ahad (9/9/2024) malam.
Foto: Quds News Network/X
Petugas penyelamat berusaha mengeluarkanw arga yang terkubur akibat bombardir Israel di wilayah al-Mawasi, Gaza, Ahad (9/9/2024) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Memasuki hari ke-340 kampanye genosida Israel di jalur Gaza, jumlah syuhada yang gugur akibat pembantaian tentara zionis terus bertambah. Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza yang secara rutin melaporkan angka statistik harian jumlah korban mengungkap, ada sejumlah 41.020 jiwa yang syahid.

 

Baca Juga

Keterangan Kementerian Kesehatan yang didapatkan Republika pada Selasa (10/9/2024) menyatakan, pendudukan Israel melakukan tiga pembantaian terhadap keluarga-keluarga di jalur Gaza. Menurut Kementerian, sebanyak 32 orang syahid dan 100 orang luka-luka dirawat di rumah sakit selama 24 jam terakhir.

Tidak hanya itu, tentara penjajah israel juga dilaporkan melakukan pembantaian yang mengerikan dengan mengebom tenda-tenda pengungsi di daerah Al-Mawasi di Khan Younis pada Selasa dini hari. Menurut Kementerian, sebanyak 19 orang syahid dirawat di rumah sakit (yang datanya diketahui), dan lebih dari 60 orang luka-luka, termasuk yang parah.

Kementerian mengeklaim,  sejumlah korban masih tertimbun reruntuhan, tertimbun pasir, dan di jalan. Sementara,  ambulans serta kru pertahanan sipil tidak dapat menjangkau dan menyelamatkan mereka sehingga banyak yang belum mencapai rumah sakit.

"Jumlah korban tewas akibat agresi Israel telah meningkat menjadi 41.020 orang dan 94.925 orang luka-luka sejak 7 Oktober,"kata Kementerian Kesehatan Palestina. 

"Kami mengimbau kepada keluarga korban tewas dan orang hilang akibat perang di Gaza untuk melengkapi data dengan mendaftar melalui tautan terlampir, untuk melengkapi semua data melalui catatan Kementerian Kesehatan,"tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement