REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Shalat memiliki tuntunan, semisal rukun dan syaratnya sendiri. Begitu pula, ada beberapa hal yang dibolehkan saat melakukan ibadah ini.
Sebagai contoh, bersin tidaklah terlarang dilakukan dalam shalat. Terlebih lagi, seseorang biasanya tidak sengaja saat melakukannya.
Setelah bersin, adab yang biasa diterapkan seorang Muslim adalah mengucapkan hamdalah: 'alhamdulillah.' Lantas, bolehkah hal itu dilakukan saat sedang shalat?
Dalam sebuah hadis yang diriwayatan dari jalur Mu’adz bin Rifa’ah, disebutkan bahwa bapaknya menuturkan. “Aku shalat di belakang Rasulullah SAW, lalu aku bersin dan mengucapkan, ‘Alhamdulillah hamdan katsiran thayyiban mubarakan fiih mubarakan ‘alaih kamaa yuhibbu rabbuna wayardhaa.'"
(Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak serta baik dan diberkahi, keberkahan yang sebagaimana dicintai dan diridhai oleh Rabb kami.)
Ia melanjutkan kisahnya, "Setelah Rasulullah SAW selesai dari shalatnya, beliau bertanya, 'Siapa yang berbicara tadi saat shalat?'
Maka, tidak ada seorang pun yang berbicara. Kemudian, beliau mengulangi pertanyaannya untuk kedua kalinya.
Rifa'ah bin Raff bin Afra' berkata, 'Aku, wahai Rasulullah.'
Kemudian, Rasulullah SAW bertanya, 'Apa yang engkau ucapkan (tadi dalam shalat)?'
la menjawab, 'Aku mengucapkan, 'Alhamdulillah hamdan katsiran thayyibun mubarakan fiih mubarakan 'alaih kamaa yuhibbu rabbuna wayardhaa.'
Rasulullah SAW lalu bersabda, 'Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh, lebih dari 30 malaikat berebut untuk membawa naik (mencatat bacaan itu)'" (HR Abu Dawud).
Berdasar hadis tersebut, maka seorang yang sedang shalat boleh mengucapkan hamdalah sesudah dirinya bersin. Bacaan itu dapat berupa 'alhamdulillah' saja atau selengkapnya: 'alhamdulillah hamdan katsiran thayyiban mubarakan fiih mubarakan 'alaih kamaa yuhibbu rabbuna wayardhaa.' Bahkan, melafalkan hamdalah itu adalah bagian dari sunah yang dipuji Nabi Muhammad SAW.
Namun, bagaimana bila sedang shalat berjamaah? Maka, baca saja hamdalah secara pelan. Ini agar tidak ada makmum lain yang masih awam kemudian menjawab hamdalah itu: 'yarhamukallah.'
Jika makmum yang lain membaca 'yarhamukallah', maka batal shalat yang sedang dilakukannya.
Mu'awiyah bin al-Hakam, seorang sahabat Nabi, menuturkan kisah. Waktu itu, dirinya belum lama masuk Islam.
"Saya shalat bersama Rasulullah SAW. Kemudian, ada seseorang yang bersin. Saya pun mengatakan, ‘Yarhamukallah.'
Orang-orang (jamaah lain) pun memandang ke arah saya. Saya mengatakan, 'Aduh, mengapa kalian memandang ke saya?'
Seorang memukulkan tangannya ke paha saya. Pahamlah saya bahwa mereka ingin saya diam. Saya pun diam.
Setelah Rasulullah SAW selesai shalat, beliau memanggil saya. Sungguh, saya tidak pernah melihat guru yang lebih baik dari beliau dalam mengajar!
Rasulullah SAW tidak mengumpat, tidak memaki, tidak membentak. Rasulullah SAW mengatakan, 'Dalam shalat ini, tidak boleh ada perbincangan manusia. Shalat adalah takbir, tasbih, membaca Alquran, dan tahmid.'"