Kamis 05 Sep 2024 14:34 WIB

Kenali dan Hindari 10 Jenis Maksiat Hati

Maksiat hati menjadikan suatu ibadah tidak lagi ikhlas karena Allah.

Ilustrasi Berdoa agar terhindar dari maksiat hati.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Berdoa agar terhindar dari maksiat hati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam buku Sullamut Taufiq menjelaskan terkait maksiat hati. Di antaranya adalah 10 jenis berikut ini, yang perlu diketahui tiap Muslimin.

Pertama, riya. Ini berarti melakukan amal kebaikan agar mendapat pujian dari manusia. Padahal, perbuatan yang juga disebut syirik-kecil ini dapat meleburkan pahala.

Baca Juga

Sebagai contoh, orang yang taat kepada Allah, tetapi kemudian disertai sikap ujub. Itu adalah salah satu penyakit hati. Artinya, membangga-banggakan dirinya secara berlebihan.

Orang yang taat kepada Allah disertai sikap ujub, merasa atau mengakui bahwa ibadahnya kepada Allah termasuk hasil usaha sendiri dan timbul dari jiwanya, tidak ada campur tangan Allah. Ia tidak berpikir bahwa ketaatannya dan ibadahnya ada karena karunia dan hidayah Allah.

Kedua, meragukan adanya Allah (meragukan kesempurnaan-Nya dan sifat-sifat yang wajib bagi-Nya). Merasa aman dari murka Allah SWT, padahal dosanya melimpah dan amal ibadahnya tidak sempurna atau malas. Putus asa dari rahmat Allah, padahal Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Ketiga, takabur atau sombong terhadap hamba-hamba Allah. Yaitu menolak perkara yang hak atau benar. Menghina manusia dan memandang dirinya lebih baik atau lebih unggul daripada kebanyakan makhluk Allah lainnya.

Padahal, siapa tahu pada hakikatnya orang lain lebih baik daripadanya. Siapa tahu jika dengan mendadak Allah menghilangkan keluhuran derajat atau pangkat seseorang serta mengangkat orang lain yang dianggapnya hina atau rendah. Maka, pada hakikatnya, orang yang takabur sedang menunjukkan kebodohannya sendiri.

Keempat, hiqdu atau dendam, yaitu menyembunyikan rasa permusuhan. Jika orang yang dendam itu mengerjakan tuntutannya, maka ia tidak mengingkari rasa dendamnya (yaitu selalu mencari kesempatan untuk mencelakakan orang lain).

Kelima, hasud, yaitu membenci kenikmatan yang ada pada orang Muslim dan batinnya merasa tertekan melihat kenikmatan yang dimiliki orang lain. Hasud berusaha menghilangkan nikmat orang lain.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement