REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia selama sebelas hari ke empat negara di Asia dan Oseania dilaporkan akan menguji stamina dan kesehatannya. Paus akan melakoni kunjungan terpanjang, terjauh dan tersulit di tengah kondisi fisik yang tidak baik-baik saja.
AP News melaporkan, pada masa kepausannya, Paus berusia 87 tahun tersebut menggunakan kursi roda. Pemimpin Gereja Katolik tertinggi di dunia itu disebutkan sering mengalami serangan bronkitis dan telah menjalani beberapa kali operasi untuk masalah usus.
Paus Fransiskus tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, pada Selasa (3/9/2024). Paus terbang sejauh 32.814 kilometer (20.390 mil) untuk mengunjungi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura, salah satu perjalanan kepausan terpanjang yang pernah ada, baik dalam konteks hari di jalan maupun jarak yang ditempuh.
Paus Fransiskus tampak bersemangat dan dalam kondisi fisik yang baik pada awal perjalanan. Paus mengunjungi para jurnalis di bagian belakang pesawat kepausan dalam penerbangan semalam dari Roma dan menyapa mereka satu per satu. Ketika lututnya mengganggunya, dia akan duduk dan meminta para jurnalis untuk menyapanya di pesawat, tetapi kali ini dia menghabiskan waktu setengah jam berjalan naik dan turun lorong.
Dia disambut oleh beberapa pejabat pemerintah Indonesia seperti Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Pada Rabu, Paus bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta. Dia pun diagendakan untuk bersua dengan beberapa tokoh agama di Indonesia.
Saat menyampaikan pidato pembukaannya di hadapan Presiden Jokowi, para pejabat pemerintah dan korps diplomatik, Paus Fransiskus menyampaikan harapannya untuk melanjutkan kerukunan antar umat beragama di negara dengan jumlah umat Katolik yang kecil dan populasi Muslim terbesar di dunia.
Pada sore hari, Fransiskus bertemu dengan para imam dan biarawati Indonesia di Katedral Bunda Maria Diangkat ke Surga di Jakarta untuk melakukan bincang-bincang dengan gereja setempat.