Selasa 27 Aug 2024 19:48 WIB

Tiga Tantangan Besar Bagi Muhammadiyah untuk Kelola Tambang 

Ormas mengelola tambang dibutuhkan dana yang tidak sedikit.

Rep: Noor Alfian/ Red: Muhammad Hafil
PP Muhammadiyah mengelola tambang (ilustrasi).
Foto: Republika/Havid Al Vizki
PP Muhammadiyah mengelola tambang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO–Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais mengungkapkan ada tiga tantangan besar dalam mengelola tambang bagi Muhammadiyah. Ahmad mengatakan sebagai ormas keagamaan salah satu tantangannya adalah tidak adanya modal mengelola tambang.

Menurutnya untuk sebuah ormas mengelola tambang dibutuhkan dana yang tidak sedikit. "Kalau ormas satu tidak punya modal, mana ada ormas punya modal kan ngak kecil itu," katanya ketika ditemui awak media di Edutorium UMS, Selasa (27/8/2024). 

Baca Juga

Selain keterbatasan modal, tantangan lainnya adalah teknologi dan pengetahuan untuk mengelola tambang. Begitu juga dengan pengalaman untuk mengelola karena menurutnya selama ini ormas keagamaan jauh dari hal tersebut. 

"Kedua tidak memiliki pengetahuan dan teknologi apalagi yang detail kan jauh panggang dari api. Tiga tidak punya pengalaman, mana ada ormas keagamaan mengelola tambang kan tidak ada, itu sebenarnya berjarak," katanya. 

Disinggung soal tambang bekas yang nantinya ditawarkan kepada Muhammadiyah, Ahmad mengatakan kalau semua ormas mendapatkan hal yang sama. 

"Semua yang ditawarkan ke ormas keagamaan itu bekas termasuk (yang ditawarkan ke) NU juga bekas. Karena itu harus kita pelajari lebih lanjut yang ditawarkan itu seluruhnya tambang bekas," katanya. 

Pihaknya mengatakan Muhammadiyah ingin mengelola tambang yang bisa bermaslahat bagi masyarakat sekitar. Ia juga mengatakan akan mengembalikan tambang tersebut apabila mudhorotnya dinilai lebih banyak dibanding kemaslahatannya. 

"Kita kembalikan, tapi jangan kita membuat kesalahan berupa kerusakan yang lebih parah kalau bisa memperbaiki. Memang diputuskan untuk menerima tapi kalau mudharatnya lebih besar ya dikembalikan," katanya. 

Pihaknya menjelaskan untuk menjawab tantangan modal pihaknya mengaku membuka opsi untuk iuran. Sedangkan terkait pengetahuan soal tambang pihaknya mengundang sejumlah ahli maupun praktisi dari sejumlah kampus. 

"Ya Muhammadiyah relatif punya potensi ya misalnya iuran kan bisa. Sudah dimulai, kita hadirkan dari ITB UGM itu juga ahli tambang di luar itu di lapangan sudah banyak belajar," katanya mengakhiri. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement