Kamis 22 Aug 2024 10:44 WIB

Kisah Syuhada Gugur di Istana Firaun

Teguh mempertahankan imannya, syuhada ini pun dibakar hidup-hidup oleh Firaun.

Firaun

Rasulullah SAW meneruskan kisahnya, 'Firaun kemudian menyuruh (para algojonya) agar anak-anaknya (perempuan tersebut) dijatuhkan ke dalam tungku panas tepat di hadapannya satu per satu. Maka tiba giliran anak bayi yang masih disusui (perempuan tadi). Perempuan itu spontan seperti mau mundur karenanya.

Akan tetapi, bayi tadi kemudian berkata, 'Wahai ibu, masuklah ke dalamnya (tungku panas) karena siksa dunia lebih ringan daripada siksa akhirat.' Maka dia (perempuan itu) menceburkan diri.'"

Demikianlah, keberanian sang penyisir putri Firaun. Dia dan anak-anaknya gugur sebagai syuhada karena memilih mempertahankan keimanan daripada menyerah di hadapan penguasa yang lalim.

Maka ketika jasad mereka sudah hangus jadi abu, aroma hasil pembakaran itu menyeruak hingga ke atas langit. Allah menjadikan aroma tersebut harum semerbak secara terus-menerus bagi penduduk langit. Maka ketika Rasulullah SAW menjalani isra dan miraj ke langit, beliau mencium aroma tersebut.

Keberanian perempuan tersebut kelak ditiru umat berikutnya, terutama seperti dikisahkan tentang ashabul ukhdud. Mereka adalah orang-orang yang beriman beberapa puluh tahun sebelum risalah Alquran turun. Orang-orang dari Arab Selatan itu menjalani siksaan penguasa zalim dengan cara dilempar ke dalam parit yang penuh kobaran api.

Seorang ibu di antara mereka sempat gentar, tetapi bayi yang digendongnya kemudian berkata-kata, meyakinkan sang ibu agar menceburkan diri ke dalamnya demi mempertahankan iman. Tindakan masuk ke dalam api bukanlah bentuk bunuh diri. Sebab, hal itu menegaskan kepada penguasa bahwa diri orang beriman menolak memohon-mohon kepada penguasa yang melampaui batas dalam kekafiran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement