Rabu 21 Aug 2024 16:06 WIB

Misteri Lempengan Emas Harta Anak Yatim di Kisah Nabi Khidir

Kanzun merupakan lempengan-lempengan emas bertuliskan kalimat.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ilustrasi emas batangan murni.
Foto: ANTARA/Shutterstock/aa. (Shutterstock/Oleksan
Ilustrasi emas batangan murni.

REPUBLIKA.CO.ID, Nabi Musa Alahissalam dan Nabi Khidir Alahissalam berjalan bersama sampai tiba di seuatu negeri. Namun, penduduk di negeri tersebut tidak mau menjamu Nabi Musa dan Nabi Khidir. 

Kemudian, Nabi Khidir memperbaiki dinding rumah yang hampir roboh di negeri itu. Nabi Musa mengatakan bahwa Nabi Khidir bisa meminta imbalan atas pekerjaan memperbaiki dinding tersebut.

Baca Juga

Nabi Khidir menjelaskan kepada Nabi Musa, dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di negeri itu. Di bawahnya tersimpan harta milik mereka berdua, peninggalan ayah dan ibu mereka yang saleh. Maka, Allah SWT menghendaki agar dua anak yatim itu mencapai usia dewasa dan mengeluarkan simpanannya atau hartanya itu sebagai rahmat dari Allah.

Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam kitab yang ditulisnya, Nashaihul Ibad menjelaskan bahwa di bawah dinding yang diperbaiki Nabi Khidir ada Kanzun. Kanzun adalah lempengan-lempengan emas yang di atasnya tertulis kalimat-kalimat.

Telah diriwayatkan dari Utsman bin Affan Radhiyallahu anhu, beliau menjelaskan firman Allah SWT, ". . . . Ternyata di bawahnya terdapat Kanzun (simpanan) untuk mereka (dua anak yatim) dan ternyata ayah mereka adalah orang saleh.” 

Kanzun adalah lempengan-lempengan emas yang diatasnya tertulis kalimat sebagai berikut:

"Saya heran kepada orang yang tahu akan kematian, tapi ia malah tertawa." 

"Saya heran kepada orang yang tahu bahwa dunia akan rusak, tapi ia justru mencintainya."

"Saya heran kepada orang yang tahu bahwa semua urusan itu sesuai dengan ketetapan Allah, tapi ia masih bingung karena urusannya telah berlalu."

"Saya heran kepada orang yang yang telah mengetahui adanya hisab, tapi ia malah senang mengumpulkan harta."

"Saya heran kepada orang yang telah mengetahui adanya neraka, tapi ia malah senang berbuat dosa." 

"Saya heran kepada orang yang yang telah mengetahui secara yakin adanya surga, tetapi ia bersenang-senang dengan dunia." 

"Saya heran kepada orang yang telah mengetahui syaitan sebagai musuh, tetapi ia justru mentaati ajakannya.” (Syekh Nawawi al-Banteni, Nashaihul Ibad)

Mengenai kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir memperbaiki dinding rumah yang terdapat harta anak yatim di bawahnya, terdapat pada Surat Al-Kahf Ayat 77 dan 82.

 

Harta tersebut ditimpa dinding roboh.. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement