Rabu 14 Aug 2024 05:28 WIB

Gempa Megathrust Mengancam, Benarkah Azab akan Datang?

Ada pula bencana yang murni karena unsur alam.

Gempa. Ilustrasi
Foto: Reuters
Gempa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Ancaman dampak gempa bumi megathrust Jepang yang bisa sampai ke Indonesia menjadi satu hal yang mesti diwaspadai. Pasalnya, bangsa Indonesia sudah berpengalaman diguncang gempa hingga tsunami yang kerap menimbulkan korban jiwa. 

Sebagai sebuah peristiwa alam, tidak jarang banyak yang memaknai gempa sebagai sebuah azab dari Allah SWT. Terlebih, jika ada praktik kemaksiatan terjadi di area bencana.  Dalam wawancaranya dengan Republika beberapa waktu lalu, Sekretaris Komisi Fatwa MUI KH Miftahul Huda menyampaikan, umat Islam perlu membedakan dua jenis bencana. Yakni, bencana alam yang sifatnya murni dan bencana alam yang sifatnya ada unsur campur tangan manusia.

Baca Juga

"Kita harus mampu membedakan bencana karena bencana ada yang murni karena bencana alam, ada bencana yang terjadi karena campur tangan manusia, seperti banjir, kebakaran hutan, itu kan ada unsur tangan manusia dalam tata kelola alam," kata Kiai Miftah saat dihubungi, beberapa hari berselang.

Hal itu sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surah ar-Rum ayat 41, "Zhaharal-fasaadu fil-barri wal-bahri bima kasabat aydinnaasi liyudziqahum bajdhalladzi amiluu la'allahum yarji'un." Artinya, "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."

Dari firman Allah tersebut, Kiai Miftah melanjutkan, ada salah satu unsur yang menegaskan bahwa Allah ingin kita sadar. Artinya, bencana itu bisa jadi sebuah peringatan. "Bahwa kita harus pintar dalam tata kelola alam ini, kita harus menjaga alam ini. Kalau tidak pintar-pintar menjaga alam, maka akan ada bencana. Inilah yang disebut bencana karena campur tangan manusia seperti banjir, kebakaran hutan," kata dia. 

photo
Seorang anggota staf Badan Meterologi Jepang berbicara pada konferensi pers di Tokyo Senin, 1 Januari 2024, setelah gempa bumi. Jepang mengeluarkan peringatan tsunami dan meminta masyarakat untuk mengungsi dari daerah pantai setelah serangkaian gempa kuat di garis pantai baratnya pada hari Senin. - (Kyodo News via AP)

 

Di sisi lain, Kiai Miftah menjelaskan, ada pula bencana alam yang murni terjadi karena unsur alam seperti gunung meletus, gempa, tsunami. Hal ini dinilai menjadi tanda bahwa Allah itu Maha Kuasa, Maha Kuat, Maha Menciptakan, dan menjadi Penyadar bahwa manusia atau makhluk merupakan hamba yang lemah. "Bencana itu juga bisa menjadi pengingat bahwa ada kiamat sugra dan kiamat kubra, sehingga kita memahami bencana seperti itu peringatan," ujarnya. 

Alam, kata dia, merupakan sebagian dari tanda kebesaran Allah SWT yang jika mampu diperhatikan dan direnungkan secara saksama dapat memberi pelajaran dan petunjuk bagi manusia untuk lebih mengenal kebesaran dan kemahakuasaan Allah SWT. Menurut dia, gunung memiliki dinamika dan alur kehidupannya sendiri, sehingga fenomena gunung meletus merupakan fenomena alam yang sering terjadi.

Ketua MUI Bidang Fatwa KH Asrorun Niam Sholeh menambahkan, seiring dengan banyaknya bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami, dan erupsi gunung berapi, ia mengajak seluruh masyarakat, khususnya umat Islam untuk bermuhasabah, bertobat, dan memohon ampunan kepada Allah SWT. "Mari berkomitmen meningkatkan keimanan dan ketakwaan, menjauhi maksiat. Dan saya mengimbau, mengajak kepada umat Islam untuk membaca qunut nazilah," ujarnya. 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement