Ahad 11 Aug 2024 17:39 WIB

Satu Abad Media NU, LTN PBNU Minta Teladani Pendahulu

PBNU akan terus mengembangkan media.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Kegiatan literasi media LTNU di sebuah pesantren
Foto: Republika
Kegiatan literasi media LTNU di sebuah pesantren

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) PBNU menggelar tasyakuran dalam rangka Perayaan Satu Abad Media NU di Masjid An-Nahdlah Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2024). Ketua Lembaga Ta'lif Wan Nasyr (LTN) PBNU, Ishaq Zubaedi Raqib meminta kepada wartawan Media NU untuk meneladani para pendahulu, yakni menanam kebaikan yang hasilnya bisa dinikmati hingga saat ini, khususnya dalam bidang publikasi.

Dalam sambutannya, Zubaedi mengungkapkan rasa syukur yang mendalam atas keberkahan usia media NU yang memasuki abad kedua. Menurut dia, media NU merupakan warisan berharga yang bisa tetap terjaga eksistensinya hingga saat ini.

Baca Juga

Dia mengatakan, Media NU tidak akan mencapai abad kedua tanpa peran dan jasa besar dari para tokoh yang merintis berdirinya corong informasi bagi warga nahdliyin.

"Tanpa adanya sosok pendahulu kita ini, tidak akan ada warisan dari para keluarga agung yang saat ini berusia tidak kurang dari satu abad," ujar Zubaedi dalam siaran pers yang diterima pada Sabtu (10/8/2024).

"Kalau tidak karena ikhtiar (pendirian media) itu diridhoi oleh Allah, maka warisan (media NU) itu tidak akan sampai kepada kita," ucap fia.

Media NU tidak hanya menjadi sebuah warisan dalam bentuk benda, tetapi juga sebagai profesi yang secara langsung dilegitimasi salah satu Muassis NU, KH Abdul Wahab Chasbullah (Mbah Wahab),

"Siapa yang ikut ambil bagian menjadi corong Nahdlatul Ulama maka saya doakan hidupnya akan jembar," kata Zubaedi mengutip apa yang pernah dikatakan Mbah Wahab.

Dalam acara ini juga dilakukan prosesi pemotongan tumpeng sebagai simbolis rasa syukur dari seluruh elemen media NU yang saat ini berada di bawah naungan LTN. Pada kesempatan yang sama, dilangsungkan istighotsah dan doa bersama yang dipimpin KH Syatiri Ahmad selaku Imam Masjid An-Nahdlah PBNU untuk mendoakan para pendahulu yang telah merintis media NU.

Ketua Panitia Pelaksana Satu Abad Media NU sekaligus Pimpinan Redaksi majalah Risalah NU, H Musthafa Helmy menjelaskan, dalam rangka memberikan penghargaan kepada para perintis Media NU juga akan diadakan agenda haul dan doa bersama setiap tahunnya.

"Insyaallah pada akhir Muharram setiap tahunnya akan kita adakan haul para mujahid perintis media-media NU," ucap pria yang biasa dipanggil Gus Mus ini.

Cak Mus meyakini Media NU akan terus berjaya dengan berbagai platform yang sudah tersedia untuk membentengi umat dengan informasi berbasis paham Ahlussunnah wal Jama'ah.

Rasa optimisnya itu didasari dengan doa yang dibacakan KH Abdul Wahab Chasbullah dalam Majalah Soeara NU tahun 1928 no. 1 tahun kedua yang artinya "Yaa Allah, jangan matikan media kami".

Media NU yang berada di bawah naungan LTN NU yakni Majalah Risalah NU, NU Online, TVNU, dan Swara NU. Kendati satu abad merupakan pencapaian yang besar, perayaan dilangsungkan dengan penuh khidmat dalam kesederhanaan yang bersahaja.

Rangkaian acara diawali dengan sima'an Alquran 30 juz oleh para santri dari Pondok Pesantren Abu Bakar Ash-Shidiq, Bogor yang dirampungkan hingga menjelang Ashar.

Setelah simaan Al-Quran selesai, acara memasuki agenda inti Tasyakur Satu Abad Media NU. Pada puncak acara, hadir beberapa tokoh dzuriyah para perintis terbentuknya media massa awal Nahdlatul Ulama, antara lain Ibu Nyai Hizbiyah Rochim (putri KH Wahab Hasbullah), Muhammad Arsyad (cucu KH Abdullah Ubaid), Muhammad Alfi (cucu KH Abdul Halim Siddiq, mewakili keluarga KH Mahfud Siddiq dan KH Ahmad Shiddiq), Ir. H.M Adib (putra KH. Hamid Wijaya).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement