Abul Kalam mengatakan, pada tembok Darial itu didapati ada suatu timbunan tinggi yang terbuat dari perpaduan besi dan campuran tembaga. Penduduk setempat percaya, timbunan besi bercampur tembaga tersebut untuk menyumbat satu lubang yang ada di sana. Mereka takut untuk mengusiknya karena dari hikayat turun-temurun, mereka mendapati kisah tentang keberadaan Yajuj dan Majuj.
Di samping pendapat ini, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa dinding yang dibangun Raja Zulkarnain, yaitu tembok besar Cina. Tembok yang membentang sepanjang 21.196 kilometer di negeri Cina ini disebut sebagai hasil karya Raja Zulkarnain untuk membentengi bangsa Cina dari serangan bangsa Mongol dari utara. Namun, teori itu belum cocok seperti apa yang digambarkan Alquran.
Dari segi pembangunan, dinding yang dibangun Raja Zulkarnain terbuat dari paduan besi dan tembaga. Sedangkan, tembok Cina terbuat dari batu. Dalam sejarah juga disebutkan, tembok Cina dibangun secara bertahap selama ratusan tahun dari Dinasti Han, Dinasti Ming, dan seterusnya. Bantahan seterusnya, Raja Zulkarnain mendapatkan wahyu dari Allah, sedangkan raja-raja dinasti Cina tersebut tentu saja tidak.
Pendapat lain yang juga lebih mendekati tentang keberadaan tembok Zulkarnain, yaitu pendapat ilmuwan Muslim Abdullah Yusuf Ali. Ia menyebutkan, letak tembok Zulkarnain berada di distrik Hissar, Uzbekistan, tepatnya 240 km di sebelah tenggara Kota Bukhara. Posisinya ada di jalur utama antara Turkestan ke India. Tempat itu dikenal dengan nama Buzghol-khana atau babul hadid (pintu besi).
Seorang pengembara asal Cina, Hiouen Tsiang, pada abad ke-7 pernah melewati dinding ini. Dalam memoarnya ia menceritakan, terdapat pintu berlapis besi di tempat itu. Hal yang sama juga didukung oleh Khalifah Bani Abbasiyah, al-Qatsiq yang mengutus satu tim ekspedisi menyelidiki tempat ini. Mereka mendapati sebuah gerbang yang terdapat di dua gunung selebar 137 m dengan kolom besar di kiri dan kanannya.
Dinding ini, menurut penuturan mereka, terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga. Di sinilah bergantung daun pintu raksasa yang menjadi penutup dari gerbang itu. Namun, kebenaran dari kisah tersebut masih terus diselidiki.