REPUBLIKA.CO.ID, Ada ulama yang memegang pandangan bahwa rezeki datang dengan sendirinya. Dengan kata lain, seorang Muslim akan dikejar rezeki selama bertakwa kepada Allah SWT.
Pendapat itulah yang dipegang oleh Imam Malik, salah satu imam mazhab dari empat mazhab yang populer. Imam Malik berpandangan, rezeki itu datang tanpa sebab, kecuali karena keimanan kepada Allah SWT.
Dasar pendapat Imam Malik terkait datangnya rezeki ini adalah hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab RA. Berikut haditsnya:
عَنْ أَبِي تَمِيمٍ الْجَيْشَانِيِّ قَالَ سَمِعْتُ عُمَرَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
Diriwayatkan dari Abu Tamim Al Jaisyani, dia mendengar Umar berkata bahwa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Dia akan memberi rezeki kepada kalian, sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung, yang pergi dalam keadaan lapar dan pulang dalam keadaan kenyang." (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi dan Ahmad)
Pandangan Imam Malik itu terbukti dalam sebuah kisah yang terjadi antara dirinya dan Imam Syafii. Untuk diketahui, Imam Syafii memiliki pendapat sebagai berikut:
لولا غدوها ورواحها ما رُزقت. أي أنه لا بد من السعي.
"Jika bukan karena pergi dan pulangnya itu, tidak akan mendapat rezeki." Artinya, Imam Syafii menekankan bahwa untuk mendapatkan rezeki maka perlu berupaya.
Suatu kali, Imam Syafii yang merupakan murid dari Imam Malik, melihat seorang pria tua yang sedang membawa sekantong kurma muda yang tampak berat untuk dibawanya. Lalu Imam Syafii membantu pria tersebut dengan membawakan sekantong kurma itu. Setibanya di rumah pria tersebut, Imam Syafii diberikan oleh pria itu beberapa kurma sebagai imbalan atas bantuan yang telah diberikan.
Imam Syafii senang karena dia telah membuktikan perkataannya. Bila dia tidak membantu membawakan sekantong kurma itu, tentu pria tersebut tidak akan memberinya imbalan berupa sejumlah kurma.
Imam Syafii pun bergegas menemui gurunya, Imam Malik, dengan membawa kurma hasil pemberian dari pria yang telah dibantunya. Kemudian Imam Syafii menaruh kurma tersebut di tangan Imam Malik, dan mengisahkan apa yang sudah terjadi.
Setelah itu Imam Malik tersenyum, mengambil kurma, lalu memakannya. Kemudian Imam Malik berkata kepada Imam Syafii:
وأنت سقت إلى رزقي دون تعب مني!
"Dan kamu membuatku memperoleh rezeki tanpa susah payah."