Rabu 31 Jul 2024 13:55 WIB

Ini Pertemuan Darurat yang Disarankan MUI Pasca Meninggalnya Ismail Haniyeh

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh meninggal dibunuh Israel.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh
Foto: AP
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim menyampaikan, atas nama pribadi dan Ketua MUI menyampaikan pernyataan duka atas wafatnya pimpinan Hamas.

"Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Allahumagh firlahu warhamhu wa afihi wa’fu anhu. Dr. Ismail Haniyeh telah gugur sebagai syahid dibunuh oleh Israel menyusul para syuhada sebelumnya. Insya Allah almarhum ditempatkan di sisi Allah di sorga Naim-Nya. Aamiin," kata Prof Sudarnoto kepada Republika, Rabu (31/7/2024)

Baca Juga

Prof Sudarnoto mengatakan, Almarhum adalah seorang tokoh dan pemimpin bukan saja bagi Hamas, tapi bagi warga dan bangsa Palestina secara keseluruhan. Tidak berlebihan untuk menyampaikan bahwa dia adalah pejuang dan pembela kemanusiaan dan kedaulatan yang telah berhasil membuka tabir serta membongkar kebusukan dan kejahatan Israel yang telah melakukan okupasi besar-besaran dan genosida yang paling bengis dan mengerikan di Palestina. 

Melalui kepemimpinan Ismail Haniyeh di Hamas, perjuangan melawan Israel telah mendorong munculnya gelombang aliansi global di kalangan negara-negara dunia dan masyarakat secara lebih massif membela Palestina sejak Oktober 2023 hingga hari ini. Perjuangan gigihnya, bersama dengan tokoh dan pejuang Hamas lainnya dan kekuatan perlawanan terhadap Israel, juga telah berhasil menggerakkan kekuatan global untuk membawa kejahatan Israel ke ICJ yang hingga hari ini hasilnya terus digerakkan.

"Hingga PBB memberikan keputusan akhir yang secara efektif menetapkan Israel bersalah karena terbukti melakukan okupasi dan genosida, selain daripada itu, berbagai upaya menyeret Netanyahu dan siapa saja yang terbukti melakukan genosida diproses melalui ICC," ujar Prof Sudarnoto

Prof Sudarnoto mengatakan, apa yang terjadi di Palestina bukan problem Hamas dan Israel, akan tetapi problem global karena secara nyata Israel telah melakukan pelanggaran hukum internasional. Karena itu, semua elemen Masyarakat dunia dan juga negara-negara yang saat ini secara de facto telah memberikan dukungan bagi kedaulatan Palestina harus terus mendesak untuk kehancuran Israel. 

"Karena itu, menurut pandangan saya dengan memperhatikan Israel yang tidak akan pernah mendengar siapapun antara lain untuk permanent ceasefire dan bahkan akan menghancurkan sama sekali Palestina, maka pendekatan militer sudah seharusnya dipertimbangkan. Jangan biarkan pembunuhan sistemik Israel terhadap siapapun dilakukan," jelas Prof Sudarnoto.

Halaman selanjutnya...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement