REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu hal yang bermanfaat bagi orang yang sudah meninggal yakni hadiah pahala sedekah dari keluarga atau kerabat yang masih hidup. Ini misalnya, adalah sedekah anak untuk orang tuanya yang sudah meninggal dunia.
Dikutip dari buku Azab dan Nikmat Kubur karya Syekh Husain bin Audah al-Awaisyah, diriwayatkan dari Aisyah, ummul mukminin, sebagai berikut.
"Seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, ‘Ibuku meninggal dunia secara tiba-tiba, dan aku yakin, seandainya ketika itu ia masih bisa bicara, niscaya ia akan bersedekah. Bolehkah aku bersedekah atas namanya?’
Rasulullah SAW lalu menjawab, 'Bersedekahlah atas namanya!’” (HR Bukhari dan Muslim).
Di samping itu, hal lain yang bermanfaat bagi orang yang sudah meninggal adalah dishalatkan dan didoakan. Itu dapat memberikan syafaat bagi orang yang telah meninggal. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak seorang mayit pun yang dishalatkan oleh 100 orang Muslimin (dan mereka) memohonkan syafaat untuknya, kecuali Allah akan menerima permintaan syafaat mereka untuknya" (HR Muslim).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak seorang Muslim pun yang meninggal, lalu 40 orang yang tidak melakukan kemusyrikan kepada Allah berdiri untuk menshalatkan jenazahnya, melainkan Allah pasti akan menerima permohonan syafaat mereka untuknya" (HR Muslim).
Ada pula amalan-amalan yang pahalanya terus mengalir walaupun si pengamal sudah meninggal dunia. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, "Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga:, yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang mendoakan kepadanya" (HR Muslim).
Dr H Abdul Majid Khon dalam bukunya, Hadis Tarbawi: Hadis-Hadis Pendidikan, menjelaskan, Rasulullah SAW memberikan pelajaran tentang perlunya tiap Mukmin mencari amal yang berkualitas. Kebajikan-kebajikan itu hendaknya kekal dan bermanfaat luas, baik selama di dunia maupun setelah dirinya meninggal dunia.
Kata jariah berarti 'mengalir.' Maknanya, sedekah jariah menghasilkan pahala yang mengalir terus sekalipun yang bersangkutan telah wafat.
Misalnya, bersedekah untuk pembangunan masjid. Selagi masjid itu masih tegak berdiri dan terus dipakai untuk kaum Muslimin beribadah, maka pahalanya tetap mengalir untuk si pelaku sedekah. Ini berbeda, umpamanya, dengan sedekah makanan dan minuman yang habis begitu sajian itu tuntas dikonsumsi.