REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 80 warga Jakarta Utara mengikuti program hapus tato yang digelar Badan Amil Zakat Nasional atau Bazis Jakarta Utara. Kali ini, acara rutin tersebut berlokasi di Kantor Wali Kota Jakarta Utara.
"Kegiatan hapus tato rutin dilaksanakan, biasanya dua kali dalam setahun, untuk memudahkan mereka menghapus tato dengan tanpa biaya," kata Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Kota Jakarta Utara, Muhammad Andri, di Jakarta, Kamis (25/7/2024).
Ia menjelaskan, pihaknya akan mengupayakan peningkatan jumlah program hapus tato gratis. Sebab, peminatnya terpantau cukup tinggi.
"Kami akan buat menjadi tiga atau empat kali dalam setahun karena peminatnya lumayan banyak," ujar Andri.
Seluruh peserta yang akan menghapus tato harus dipastikan dalam kondisi sehat. Mereka diperbolehkan untuk menjalani proses penghapusan tato dengan menggunakan alat sinar laser.
"Ada tahapan yang harus dilalui, seperti cek laboratorium darah, konsultasi dokter, anestesi, dan pasca-tindakan. Kalau untuk tindakannya, tidak terlalu lama. Hanya sekitar 15 sampai 20 menit," kata dia menjelaskan.
Ia berharap, program hapus tato dari Baznas (Bazis) Jakarta Utara dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Umumnya, khalayak yang mengikuti kegiatan ini adalah yang hendak berhijrah, yakni berupaya menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Kepada Antara, seorang peserta atas nama Feni mengaku, baru beberapa persen tato dirinya yang dibersihkan. Warga Sunter Agung itu menuturkan, saat laser penghapusan tato berlangsung, dirinya seperti digigit semut.
"Nanti kalau ada kegiatan ini lagi, saya pasti akan daftar lagi biar hilang semua tato karena masih ada satu lagi yang belum dihapus," kata Feni.