Kamis 25 Jul 2024 15:25 WIB

Menggapai Optimisme dengan Berdoa

Optimistis bahwa pintu rahmat Allah selalu terbuka menyambut doa tulus.

ILUSTRASI Berdoa
Foto: AP Photo/Armando Franca
ILUSTRASI Berdoa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Betapa sering kita dikecewakan oleh perhitungan, prediksi, atau janji-janji muluk manusia? Padahal, sebagai seorang Muslim hendaknya kita berserah diri kepada Allah. Percayakan sepenuhnya pada Allah Ta'ala.

Melalui doa, berembuklah tentang beban, kesulitan, dan kegembiraan kita pada Zat Yang Mahapantas menampung beragam keluhan.

Baca Juga

Yakinlah, ketika kita mulai mengucapkan doa, sesungguhnya kita sedang mewujudkan penyelesaian atas masalah atau krisis yang membelit kita.

Alquran menyatakan, "Dan Rabb-mu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu" (QS Gafir: 60).

Maka, tak ada alasan bagi orang Mukmin untuk pesimis dalam menghadapi galaunya hidup ini, dan dalam kondisi apa pun. Selain sabar dan terus-menerus bekerja, keinginan yang tulus untuk berdoa pun merupakan kekayaan yang tiada terbatas bagi kita.

Kita layak optimistis. Sebab, kita punya Allah Yang Mahakaya. Pintu rahmat-Nya selalu terbuka untuk menyambut doa-doa yang kita ucapkan.

Doa adalah formula yang paling mudah demi menyelesaikan beragam kesulitan kita; ilham saja bisa mengajarkan kita berdoa. Doa juga merupakan jalan keluar yang paling murah, tanpa harus mempertaruhkan apa pun dari kita, kecuali kesediaan kita untuk menyambut perintah Allah dan beriman kepada-Nya (QS al-Baqarah: 186).

Dan, itu pun tak lain demi kebahagiaan kita semata. Rasulullah SAW adalah sosok pribadi yang paling pantas meraih kebahagiaan ini, karena segala aktivitas hidup dan kesehariannya riuh dengan doa dan doa.

Nabi Muhammad SAW sangat piawai menjalin doa dan perilaku. Tak ada perikehidupan beliau yang sepi dari doa.

Kalau doa merupakan juru bicara yang paling jujur dari ketaatan dan kepasrahan total manusia kepada Allah, maka Rasulullah SAW adalah komunikator yang paling ulung sepanjang sejarah peradaban umat manusia.

Nabi SAW bersabda, "Perbanyaklah berdoa. Sesungguhnya engkau tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul" (HR ath-Thabrani).

Meremehkan, apalagi mengabaikan doa, bukanlah sikap seorang Mukmin sejati yang meyakini adanya Allah yang mengatur segala sisi kehidupan manusia dan alam semesta. Seorang Mukmin akan selalu menyertakan Allah dalam setiap usaha yang dilakukan.

Segala persoalan atau masalah hidup akan selalu dicarikan solusinya untuk dipecahkan, sembari diiringi doa. Doa adalah kekuatan dahsyat yang bermanfaat dan bisa membantu menyelesaikan persoalan hingga tuntas.

Pada hadis di atas, Rasulullah menyuruh orang mukmin untuk banyak berdoa dalam segala kondisi, baik saat lapang maupun sempit. Terkadang, berdoa dilakukan pada saat kondisi sempit, susah, dan berat.

Beliau mengingatkan, dalam kondisi lapang atau senang pun harus berdoa. Rasulullah bersabda, "Berdoalah kepada Tuhanmu di saat kamu senang (bahagia). Sesungguhnya Allah berfirman, 'Barangsiapa berdoa (memohon) kepada-Ku di waktu dia senang (bahagia), maka Aku akan mengabulkan doanya di waktu dia dalam kesulitan'" (HR Ar-Rabi')

Doa itu senjata orang mukmin, juga pilar agama dan cahaya langit dan bumi. Rasulullah bersabda, "Doa adalah senjata seorang Mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi. (HR Abu Ya'la).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement