Senin 22 Jul 2024 05:44 WIB

Pelabuhannya Dibom Israel, Aksi Ini yang akan Dilakukan Houthi

Israel menyerang kota pelabuhan di Yaman.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Muhammad Hafil
Tangki minyak terbakar akibat serangan Israel di pelabuhan di Hodeidah, Yaman, Sabtu 20 Juli 2024.
Foto: AP Photo
Tangki minyak terbakar akibat serangan Israel di pelabuhan di Hodeidah, Yaman, Sabtu 20 Juli 2024.

REPUBLIKA.CO.ID,SANAA – Kelompok Houthi Yaman mengatakan akan terus menyerang Israel dan tidak akan tunduk atau mematuhi aturan keterlibatan apa pun. Hal itu disampaikan setelah Israel meluncurkan serangan udara ke fasilitas Houthi di dekat pelabuhan Hodeidah, Yaman.

“Tidak akan ada garis merah,” ujar juru bicara Houthi, Mohammed Abdulsalam, dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Aljazeera menanggapi tentang sikap Houthi pasca serangan Israel ke pelabuhan Hodeidah, Ahad (21/7/2024). “Semua institusi sensitif dengan segala tingkatannya akan menjadi sasaran kami,” tambah Abdulsalam.

Baca Juga

Pada Sabtu (19/7/2024) lalu, militer Israel mengumumkan bahwa jet tempur mereka telah mengebom sasaran militer Houthi yang berada di dekat pelabuhan Hodeidah. Serangan tersebut menyebabkan kebakaran besar dan menewaskan sedikitnya enam orang. Israel mengungkapkan, serangan ke pelabuhan Hodeidah merupakan tanggapan atas serangkaian serangan Houthi dalam beberapa bulan terakhir.

Sejak pecahnya perang di Jalur Gaza pada Oktober 2023, Houthi aktif menyerang kapal-kapal dagang milik Israel, termasuk milik Amerika Serikat (AS) dan Inggris, yang melintasi Laut Merah. Serangan itu merupakan bentuk dukungan Houthi terhadap perjuangan dan perlawanan Palestina.

Pada Ahad malam, Israel mengungkapkan, sistem pertahanan rudal Arrow 3 miliknya berhasil menembak jatuh rudal permukaan-ke-permukaan yang ditembakkan dari Yaman. Sebelum intersepsi dilakukan, sirene serangan udara terdengar di kota pelabuhan Laut Merah Eilat di Israel selatan. Hal itu membuat penduduk berhamburan mencari perlindungan.

Hingga saat ini Israel masih mempertahankan agresinya ke Jalur Gaza. Agresi Israel yang sudah berlangsung selama sembilan bulan telah memakan lebih dari 38.800 korban jiwa. Sementara korban luka melampaui 80 ribu orang. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement