Kamis 18 Jul 2024 05:45 WIB

Shamsi Ali: Tak Perlu Over Confident Merasa Mampu Bujuk Israel, Who Are You?

Perlu sikap tegas terhadap kekejaman Israel di jalur Gaza.

Imam Masjid New York, Shamsi Ali
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Nusantara Foundation Shamsi Ali Al-Kajangi mengungkapkan, perlunya untuk mengambil sikap tegas dan jelas terhadap kekejaman Israel di jalur Gaza. Meski pernah menjadi orang yang pertama menggagas dialog Yahudi-Muslim di Amerika, Shamsi Ali mengungkapkan, penjajahan terhadap bumi Al-Quds tak bisa ditolerir.

Shamsi Ali yang menulis buku bersama dengan seorang Rabi Yahudi berjudul “Anak-Anak Ibrahim: hal-hal yang menyatukan dan memisahkan Muslim dan Yahudi”. Tujuannya,  murni untuk meredam kesalah pahaman dan kebencian kepada Islam dan masyarakat Muslim di Amerika. Di samping itu, Shamsi Ali mengungkapkan, anti Semitisme di Amerika cukup tinggi sehingga merasa penting jika kedua komunitas ini bisa bekerjasama menghadapi musuh bersama.

Baca Juga

"Akan tetapi ketika sudah berkaitan dengan Israel dan kekejamannya maka saya perlu mengambil garis tegas dan jelas. Dengan penjajah apalagi penjajahan atas bumi suci Al-Quds tidak akan saya tolerir. Sebagian tokoh Yahudi di Amerika paham posisi saya ini. Sehingga pada saat peluncuran Buku saya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab di Dubai, saya tidak hadir. Karena saya tahu Emirat dan Israel membangun kedekatan dan hubungan diplomasi,"ujar Shamsi Ali yang pernah menjadi Muslim Jewis Advisory Council American Jewish Committe (MJA-AJC) lewat keterangan tertulis kepada Republika, Selasa (17/7/2024).

Dia mengingatkan, umat Islam harus memiliki pembatas yang jelas dalam menyikapi mana Dialog antar agama, termasuk dengan Yahudi, dan mana yang sesungguhnya yang menjadi kepentingan Israel. Dalam hal ini, Shamsi Ali mengatakan bahwa American Jewish Committe (AJC) adalah satu dari banyak organisasi yang membawa kepentingan Israel atas nama dialog antar agama.

photo
Sejumlah tokoh muda Nahdliyin bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog. - (dok istimewa)

"Maka jangan naif, apalagi karena didorong oleh penyakit “wahan” (inferiority complex) demi kepentingan duniawi,"kata dia.

"Saya sekali lagi mengingatkan semua organisasi Islam dan tokoh-tokohnya untuk lebih jeli dan berhati-hati. Tidak perlu over self confident, merasa mampu membujuk Israel. Who are you? Kepala-kepala negara saja jika tidak sesuai kepentingannya tidak dipedulikan. Bahkan organisasi-organisasi internasional termasuk PBB seolah direndahkan. Israel merasa menguasai segala hal di dunia ini. Apalagi kalau hanya guru agama yang belum tentu juga mampu mengkomunikasikan idenya secara baik."

"Hentikan semua hal yang dapat dijadikan Israel sebagai pembenaran dalam aksi kejahatan kemanusiaan dan genosida yang dilakukannya. Istafti qalbak… tanya diri anda baik sebagai manusia, apalagi sebagai orang yang beriman. Benarkah langkah anda?"

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement