REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pesawat Airbus 330-300 Garuda Indonesa pada penerbangan GA-6239 rute Solo-Jeddah dilaporkan mengalami masalah pada mesin (engine) pesawat sehingga menyebabkan pesawat tersebut harus kembali ke Solo pada Selasa (2/7/2024). Untuk itu, pihak Garuda Indonesia memastikan kesiapan pesawat haji pengganti imbas peristiwa return to base (RTB) tersebut.
Garuda menyatakan, pesawat tersebut merupakan salah satu armada sewa yang dipersiapkan untuk melayani penerbangan haji pada tahun ini.Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan penyebab RTB dikarenakan adanya masalah teknis pada salah satu engine pesawat, sehingga diharuskan dilakukan pengecekan kembali dan tindak lanjut prosedur perawatan armada.
"Sesaat setelah pesawat lepas landas, pilot in command (PIC) menemukan adanya indikator cockpit yang menunjukkan kondisi salah satu engine pesawat yang memerlukan pengecekan lebih lanjut, sehingga PIC selanjutnya secara cepat memutuskan untuk melakukan prosedur RTB ke Solo," ujar Irfan melalui keterangan di Jakarta, Rabu.
Pesawat dengan nomor registrasi T7-MMM yang terdiri atas tiga cockpit crew dan 11 awak kabin tersebut telah kembali ke Bandara Adi Sumarmo, Solo, pada pukul 21.07 waktu setempat. Adapun awak pesawat melakukan proses disembark sesuai dengan ketentuan prosedur safety yang berlaku.
Garuda Indonesia juga telah berkoordinasi dengan otoritas penerbangan terkait guna memastikan tindak lanjut penanganan pesawat, termasuk prosedur penarikan pesawat menuju parking stand untuk memastikan tidak ada dampak operasional atas peristiwa RTB tersebut.
Lebih lanjut, saat ini Garuda Indonesia juga telah melakukan optimalisasi mitigasi pesawat pengganti guna melayani operasional penerbangan haji pada fase pemulangan dari Jeddah tersebut.
"Kami tentunya memastikan bahwa kesiapan pesawat pengganti telah melalui serangkaian prosedur inspeksi kelaikan armada secara menyeluruh sebelum diterbangkan kembali menuju Jeddah pada dini hari, Rabu, sejalan dengan komitmen kami untuk senantiasa mengedepankan aspek safety pada seluruh layanan penerbangan," kata Irfan.