Senin 24 Jun 2024 12:07 WIB

Haji dan Diplomasi Penguatan Moderasi Beragama untuk Dunia

Haji merupakan ibadah pemersatu umat Islam dari berbagai belahan dunia.

Umat Muslim berdoa di bukit berbatu yang dikenal Jabal Rahmah, Arafah, Mekah, Arab Saudi, Sabtu (15/6/2024). Jutaan umat muslim berkumpul di Padang Arafaf untuk melaksanakan prosesi wukuf.
Foto:

Oleh : Ahmad Zayadi*

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Arab Saudi saat ini berada pada masa keemasan. Salah satu buktinya adalah peningkatan kuota haji bagi jemaah Indonesia, yang menunjukkan penghargaan tinggi dari pemerintah Saudi terhadap Indonesia. Bahkan, jemaah haji Indonesia sering kali menjadi yang pertama menikmati inovasi-inovasi pelayanan haji dari Kerajaan Arab Saudi.

Hal itu mencerminkan bagaimana Saudi berusaha memperlihatkan kepada dunia bahwa mereka mendukung dan menguatkan Islam yang moderat dan inklusif. Hal ini juga tercermin dalam tindakan Gubernur Madinah, Pangeran Faisal Bin Salman, yang secara langsung menyambut kedatangan jemaah haji Indonesia di Bandara Madinah. Pangeran Faisal juga menyatakan bahwa jemaah haji Indonesia dikenal sebagai yang paling rapi, tertib, dan disiplin. Pernyataan ini diceritakan langsung oleh Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi 2016-2021 Agus Maftuh Abegebriel.

Kerja sama ini juga memperlihatkan komitmen kedua negara dalam mempromosikan Islam moderat di panggung internasional. Arab Saudi, dengan berbagai langkah inovatifnya dalam pelayanan haji, berusaha mengirim pesan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam).

Penghargaan yang diberikan kepada jemaah haji Indonesia tidak hanya menunjukkan hubungan diplomatik yang kuat, tetapi juga menegaskan peran penting Indonesia sebagai salah satu negara dengan mayoritas muslim terbesar yang mempromosikan nilai-nilai moderasi dan toleransi. Dengan demikian, diplomasi haji antara Indonesia dan Arab Saudi berkontribusi signifikan dalam upaya global memperkuat moderasi beragama.

Moderasi Beragama Tingkat Global

Indonesia dikenal sebagai negara yang sudah sangat berpengalaman dalam penguatan pemahaman dan praktik beragama yang moderat. Pengalaman berabad-abad mengelola serta merawat keragaman agama dan budaya secara harmoni dan damai menjadi bukti Indonesia layak menyandang predikat tersebut.

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia, melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama, telah menetapkan landasan penting dalam memperkuat praktik moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat.

Ini bukan hanya menjadi pedoman di dalam negeri, tetapi juga menjadi model yang dapat diadopsi di tingkat global. Penguatan moderasi beragama di tingkat global dapat diwujudkan melalui perilaku moderat yang diperlihatkan oleh umat muslim Indonesia. Karakter muslim Indonesia yang dikenal murah senyum, ramah, dan mudah bergaul (easy going) merupakan cerminan dari Islam yang damai dan toleran. Prinsip-prinsip seperti komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan penerimaan terhadap tradisi lokal, adalah modal diplomasi Indonesia di dunia global.

Di tengah dinamika global yang belakangan sering kali diwarnai oleh konflik dan ketegangan, moderasi beragama menjadi jalan tengah yang dapat mempersatukan umat Islam dari berbagai latar belakang. Indonesia, dengan pengalaman dan praktik moderasi beragamanya, dapat berperan sebagai pemimpin dalam upaya global memperkuat solidaritas dan persatuan umat Islam. Keberhasilan Indonesia dalam menegakkan Islam moderat juga dapat menjadi inspirasi bagi negara-negara lain yang menghadapi tantangan serupa.

Lebih jauh lagi, moderasi beragama yang dibumikan di Indonesia tidak hanya relevan dalam konteks keislaman, tetapi juga dalam konteks hubungan antaragama. Dalam masyarakat yang plural dan majemuk, moderasi beragama menjadi kunci untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dan damai.

Oleh karena itu, Haji, dengan segala dimensi keagamaan dan kemanusiaannya, menegaskan perannya sebagai momentum diplomasi penguatan moderasi beragama untuk dunia. Peristiwa tahunan ini bukan hanya ajang ibadah tetapi juga wadah dialog global, di mana jutaan muslim dari berbagai negara bertemu, berinteraksi, dan berbagi pengalaman.

Interaksi tersebut membentuk jembatan yang memperkokoh persaudaraan lintas budaya dan peradaban, mempromosikan prinsip-prinsip moderasi, toleransi, dan saling menghormati. Dengan Indonesia sebagai contoh nyata praktik moderasi beragama, haji menjadi simbol komitmen global untuk hidup berdampingan secara harmonis, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan menciptakan dunia yang lebih damai dan inklusif. 

*Direktur Penerangan Agama Islam di Kementerian Agama RI

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement