Kamis 20 Jun 2024 05:48 WIB

Penggawa Muslim Jadi Pemain Kunci di Euro 2024, Begini Asal Mula Islam Masuk ke Albania

Timnas Albania dihiasi oleh nama-nama Muslim seperti Nedim, Qasim hingga Ramadani.

Pemain Albania Nedim Bajrami mencetak gol ke gawang Italia pada pertandingan Grup B turnamen sepak bola Euro 2024 di Dortmund, Jerman, Ahad (16/6/2024) WIB. Italia berhasil meraih poin penuh dalam laga itu seusai menang dengan skor 2-1. Gol Italia dicetak Alessandro Bastoni di menit ke-11 dan Nicolo Barella di menit ke-16. Satu gol Albania dicetak oleh Nedim Bajrami di menit pertama pertandingan.
Foto:

Catatan sejarah mengungkap, Islam mulai masuk ke Albania semasa pemerintahan Dinasti Ottoman pada abad ke-14. Ketika itu, negeri tersebut masih didominasi Kristen.

Di wilayah utara Albania, penyebaran Islam lebih lambat karena adanya perlawanan keras dari Gereja Katolik. Namun, di beberapa kawasan lainnya, pengaruh Islam berkembang cukup pesat.

Pada akhir abad ke-17, Islam menjadi agama mayoritas di pusat-pusat perkotaan wilayah tengah dan selatan Albania. Adanya kelas elite Muslim yang bergelar pasha dan bey, memainkan peranan penting dalam kehidupan politik dan ekonomi Ottoman ketika itu. Karier birokrat itu pun menjadi pilihan yang menarik bagi sebagian besar warga Albania sehingga mereka pun berbondong-bondong memeluk agama Islam.

Hari ini, umat Islam di Albania terbagi menjadi dua kelompok utama. Pertama, pengikut Mazhab Ahlussunnah (Suni). Sedangkan, yang lainnya merupakan pengikut ajaran tasawuf Bektashi yang masuk ke Albania melalui para darwis (sufi) selama periode Ottoman, terutama antara abad ke-18 dan ke-19.

Secara historis, kelompok Muslim Suni memiliki basis yang kuat di wilayah utara dan tengah Albania. Selain itu, komunitas Bektashi lebih terkonsentrasi di kawasan selatan negara itu.

Sebagian besar kalangan Islam arus utama menganggap Tarekat Bektashi sebagai aliran sesat. Namun demikian, sejarawan asal Inggris, David Nicolle, mengungkapkan dalam karyanya The Janissaries (Elite), penduduk Albania pada masa pemerintahan Ottoman justru mulai memeluk Islam secara bertahap melalui ajaran tasawuf tersebut.

Selama Dinasti Ottoman berkuasa, banyak pengikut ajaran Bektashi di Albania yang direkrut menjadi tentara elite Yanisari. Pada masa-masa selanjutnya, pengaruh aliran tarikat ini di tubuh Yanisari pun semakin menguat. Bahkan, pada pengujung abad ke-16 Bektashi telah menjadi semacam sistem kepercayaan resmi di korps militer tersebut.

Tahun 1826, Sultan Mahmud II membubarkan Yanisari dan menyatakan Bek tashi sebagai aliran terlarang di seluruh wilayah Kesultanan Ottoman. Sejak saat itu, pengaruh komunitas Bektashi mulai bergeser ke Albania selatan.

Pada akhir abad ke-19, para pemimpin kelompok ini memainkan peran kunci dalam gerakan nasionalis Albania, di samping giat melakukan kampanye toleransi antarumat beragama di negeri tersebut. Albania melepaskan diri dari kekuasaan Dinasti Ottoman pada 1923.

photo
Masjid Suleymaniye di Istanbul, Turki. Masjid ini dibangun pada masa Dinasti Utsmaniyah. - (Anadolu Agency)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement