Jumat 14 Jun 2024 16:51 WIB

Shalat Idul Adha di Masjid al-Azhar Jakarta Merujuk Waktu Wukuf

Shalat Idul Adha di Masjid al-Azhar, Jaksel, akan lebih awal, yakni 16 Juni.

Jamaah melaksanakan shalat Idul Adha di Masjid Al-Azhar, Jakarta, tahun 2023 lalu.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Jamaah melaksanakan shalat Idul Adha di Masjid Al-Azhar, Jakarta, tahun 2023 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid al-Azhar Kebayoran, Jakarta Selatan, akan melaksanakan shalat Idul Adha 1445 Hijriyah lebih awal, yakni pada Ahad (16/6/2024). Menurut ketua takmir masjid tersebut, Zahrudin Sultoni, penentuan hari itu merujuk pada pelaksanaan wukuf jamaah haji di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi.

“Sebetulnya, kita punya pagu bahwa Idul Fitri itu kita ikut sidang isbat Kementerian Agama (Kemenag) RI, tetapi kalau Idul Adha kita ikut wukuf," kata Zahrudin saat ditemui di Masjid al-Azhar, Jakarta, Jumat (14/6/2024).

Baca Juga

Ia menjelaskan, pelaksanaan shalat Idul Adha di Masjid al-Azhar telah sesuai dengan syariat Islam. Dalam hal ini, pihaknya mengikuti metode penentuan awal kalender bulan Hijriyah, yakni rukyatul hilal, yang ada di Tanah Suci.

Ia mencontohkan, metode rukyatul hilal untuk menentukan akhir bulan Ramadhan dan Idul Fitri menurut mazhab Imam Syafii adalah berdasarkan kebijakan lokal atau waktu di negeri masing-masing. Akan tetapi, lanjut Zahrudin, imam-imam yang lain seperti Maliki, Hanafi, dan Hambali, itu mengacu kepada kebijakan di Makkah.

"Tetapi untuk Idul Adha, mereka sebetulnya sepakat bahwa Idul Adha itu hanya satu, maka merujuknya kepada rukyatul hilal yang ada di Makkah,” ujarnya.

Zahrudin mengatakan, pihaknya juga mengacu pada fatwa dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang menyatakan bahwa rukyatul hilal untuk Idul Adha mengikuti ketentuan internasional. Hal itu berbeda dengan penentuan Idul Fitri.

“Itu ada fatwanya dari OKI, bahwa sebetulnya kalau Idul Fitri tidak masalah terjadi perbedaan, karena berbeda wilayah. Tetapi kalau Idul Adha, itu hanya satu wilayah di Makkah, maka rukyatul hilalnya itu mengacu ke Makkah,” paparnya.

Ia meminta, perbedaan pelaksanaan shalat Idul Adha tidak menjadi masalah. Sebab, masing-masing perspektif telah sesuai dengan tutunan syariat Islam.

“Sebetulnya, perbedaan itu enggak perlu menjadikan kita bertanya-tanya, kemudian menjadikan orang akhirnya menyatakan tidak sah. Sebab, kita semua pasti berdasarkan dalil Alquran dan as-Sunnah,” ucapnya.

Meskipun demikian, pihak takmir Masjid al-Azhar Kebayoran, Jakarta, akan melaksanakan pemotongan hewan kurban pada keesokan harinya, yakni Senin (17/6/2024). Sebab, Islam mengajarkan bahwa durasi ibadah itu bisa lebih dari sehari. Hingga kini, masjid yang dibangun atas inisiatif Buya Hamka itu telah menerima lima ekor sapi dan 13 kambing.

“Agar tidak terlalu terburu-buru setelah shalat Idul Adha langsung (potong hewan kurban). Kurban di Masjid al-Azhar ini kita terima dari pribadi atau keluarga. Dan khusus untuk sapinya, kita terima dari instansi-instansi lain. Nanti didistribusikan di sini dan untuk lingkungan sekitar," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement