Lima dari ketujuh dosa besar tersebut, banyak bermunculan saat ini yaitu menyekutukan Allah SWT, pembunuhan, sihir, memakan riba, dan harta anak yatim.
أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟ قُلْنَا بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللهِ وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ وَقَالَ: أَلاَ وَ قَوْلُ الزُّوْرِ وَشَهَادَةُ الزُّوْرِ فَمَا يَزَالُ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ (رواه البخاري ومسلم عن أبي بحرة)
Artinya: “Maukah aku kabarkan kepadamu tentang dosa-dosa yang paling besar?” Kami menjawab, “Mau, ya Rasulullah.” Lalu Rasulullah berkata, “Mempersekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua.” Ketika itu Rasulullah sedang bertelekan, kemudian beliau duduk lalu berkata “Ketahuilah, juga berkata bohong, dan saksi palsu.” Beliau senantiasa mengulang-ulang perkataannya itu sehingga kami mengatakan, “Kiranya Rasulullah saw diam.” (HR al-Bukhari dan Muslim dari Abu Bahrah)
Ibnu Abbas sewaktu ditanya, "Apakah dosa-dosa besar itu hanya 7 macam saja?” Beliau menjawab dengan ringkas, “Hampir tujuh puluh macam banyaknya. Bila dosa-dosa kecil terus-menerus dikerjakan, dia akan menjadi dosa besar dan dosa-dosa besar akan hapus bila yang mengerjakannya bertobat dan meminta ampun.
Menurut keterangan al-Barizi yang dinukil oleh al Alusi, dia mengatakan, “Bahwa dosa besar itu ialah setiap dosa yang disertai dengan ancaman hukuman had (hukuman siksa di dunia) atau disertai dengan laknat yang dinyatakan dengan jelas di dalam Alquran atau hadits.