Selasa 04 Jun 2024 05:56 WIB

Nasab Habib Gaduh di NU, Muhammadiyah Ramai Salafi: Ada Apa dengan Umat?

Polemik nasab habib di NU dan Salafi di Muhammadiyah menguras energi

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi umat Islam. Polemik nasab habib di NU dan Salafi di Muhammadiyah menguras energi
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ilustrasi umat Islam. Polemik nasab habib di NU dan Salafi di Muhammadiyah menguras energi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Baru-baru ini, isu salafi di dalam Muhammadiyah mencuat kembali setelah kelompok yang mengklaim diri sebagai salafi mengomentari ceramah Ustadz Adi Hidayat (UAH) soal musik.

Para pemuka agama salafi gencar mengharamkan musik, tidak sedikit pengikutnya yang membagikan potongan ceramah ustadz salafi yang mengharamkan musik.

Baca Juga

UAH sebelum menyampaikan tentang hukum musik dałam Islam, menyampaikan terlebih dahulu bagaimana sikapnya secara pribadi terhadap musik. 

Dalam Muhammadiyah sebenarnya sejak Juni 2021, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof Syafiq A Mughni sudah menyinggung varian Muhammadiyah-Salafi (Musa) agar jangan jadi benalu di internal Muhammadiyah.

Sementara itu, polemik nasab Ba Alawi yang menjadi muara nasab para Habaib di Indonesia munculkan kegaduhan di kalangan Nahdliyin. 

Hal ini setelah kesahihannya digugat tokoh asal Banten. KH Imaduddin Utsman al-Bantani menggugat nasab tersebut dalam riset nya yang berjudul “Menakar Kesahihan Nasab Habib di Indonesia; Sebuah Penelitian Ilmiah.” Dalam penelitiannya tersebut, dia menyanggah Kesahihan nasab habaib di Indonesia sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW. 

Dia menulis dalam risetnya tersebut: “Berdasarkan data-data ilmiah yang penulis sebutkan di atas, penulis menyimpulkan bahwa sangat sukar sekali menurut takaran ilmiah untuk menyebut bahwa Ba Alawi adalah keturunan Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali al-Uraidi bin Ja’far as-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Fatimah bin Nabi Besar Muhammad SAW.”

Riset ini pun menuai pro kontra di media sosial bahkan sampai di akar rumput, hingga jajaran elite Pengurus Besar Nahdlatul harus angkat bicara.      

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar turut angkat bicara menyoal polemik nasab habib di Indonesia. Menurut Kiai Miftakhul, isu yang gaduh ini cuma diembuskan segelintir orang. Masalah ini sudah bukan soal dzurriyah Ba'alawi melawan dzurriyah Wali Songo, melainkan arahnya sudah ke jamaah NU.

"Gangguan sudah sudah nyata, bukan dzon lagi, tapi jelas dialamatkan kepada NU dan bertubi-tubi. Hati-hati, itu pola Wahabi," ujar Kiai Miftachul.

 

Ada apa dengan kegaduhan yang menargetkan dua ormas besar, jangkar Islam dan kebangsaan di Indonesia ini? 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement