REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para demonstran yang menentang perang Israel-Hamas secara sukarela membongkar tenda perkemahan mereka di Harvard Yard setelah petinggi universitas telah menyetujui untuk membahas tentang konflik yang terjadi di Timur Tengah, sehingga mereka mengakhiri demonstrasi tersebut secara damai.
Harvard mengatakan bahwa Presiden Mahasiswa, Alan Garber dan Dekan Fakultas Seni dan Sains, Hopi Hoekstra, setuju dan akan bertemu dengan para pengunjuk rasa untuk membahas konflik di Timur Tengah. Hal tersebut berguna untuk mendengarkan aspirasi dari para mahasiswa terhadap konflik tersebut.
Para pengunjuk rasa mengatakan para mahasiswa akan menetapkan agenda untuk diskusi mengenai pengungkapan, divestasi dan reinvestasi, dan pembentukan Pusat Studi Palestina. Para mahasiswa juga mengatakan bahwa Harvard telah menawarkan untuk mencabut skors terhadap lebih dari 20 mahasiswa dan pekerja mahasiswa, serta membatalkan tindakan disipliner yang dilakukan 60 orang lainnya.
Rotem Spiegler, sebagai alumni Harvard mengatakan bahwa ia senang melihat aksi demonstrasi tersebut dibubarkan, namun ia menganggap tidak pantas memberi penghargaan kepada siswa karena dianggap mengganggu ketertiban di kampus.
“Hal ini seharusnya terjadi beberapa waktu yang lalu, dan mereka seharusnya menerima konsekuensi atas apa yang mereka lakukan di sini, yaitu melanggar ruang semua orang dan tidak menghormati peraturan universitas yang telah disesuaikan bahkan ketika mereka masih bersekolah,” kata Rotem Spiegler, Alumnus Harvard, dilansir dari APNews, Kamis (16/05/2024).
Mahasiswa di banyak kampus pada musim semi ini mendirikan perkemahan serupa, menyerukan sekolah mereka untuk memutuskan hubungan dengan Israel dan bisnis yang mendukungnya. Seperti yang dilakukan di University of California, Berkeley. Para mahasiswa di sana menuntut divestasi dari perusahaan-perusahaan yang melakukan bisnis di Israel dan mulai memindahkan perkemahan kampus mereka ketika para pemimpin protes dan mengadakan diskusi dengan pihak administrasai universitas.
Rektor University of California, Berkeley, Carol Christ, mengirim surat kepada para demonstran dan menyetujui untuk mendukung pemeriksaan yang komprehensif dan ketat terhadap investasi mereka dan strategi investasi yang bertanggung jawab secara sosial.