Senin 08 Apr 2024 22:55 WIB

Pengamat Prediksi Motivasi Penarikan Pasukan Israel di Gaza Selatan

Rafah yang merupakan kota paling selatan di Gaza saat ini menampung banyak pengungsi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
Tentara Israel dengan persenjataan berat berada dekat perbatasan Gaza (ilustrasi)
Foto: DPR
Tentara Israel dengan persenjataan berat berada dekat perbatasan Gaza (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,DOHA -- Profesor program Kajian Timur Tengah di Doha Institute for Graduate Studies Mohamad Elmasry mengatakan, terdapat tiga kemungkinan alasan Israel menarik pasukannya dari Gaza selatan. Pertama, sesuai seperti yang dikatakan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant yaitu untuk persiapan operasi di masa depan termasuk ke Rafah.

Rafah yang merupakan kota paling selatan di Gaza saat ini menampung lebih dari setengah 2,3 juta pengungsi dari daerah lain di Gaza. Kemungkinan kedua, kata Elmasry, adalah apa yang ia sebut "redistribusi" pasukan di dalam dan sekitar Gaza.

Baca Juga

Kemungkinan alternatif, kata Elmasry, penarikan ini "taktik negosiasi" Israel dalam perundingan di Mesir untuk membiarkan Hamas mengira Israel akan segera menyerang Rafah. Elmasry mengatakan, ia lebih optimistis pada perundingan kesepakatan gencatan senjata yang sedang berlangsung di Kairo karena tekanan terhadap Israel semakin menguat.

"Terdapat tekanan dari dalam negeri (Israel), dengan pengunjuk rasa, tapi juga dari tekanan internasional," katanya seperti dikutip dari Aljazirah, Senin (8/4/2024).

"Pekan lalu Israel membunuh tujuh pekerja kemanusiaan asing. Pembunuhan ini terjadi di saat yang sama media melaporkan Israel siap membunuh ratusan warga sipil Palestina bila mereka berpikir mereka dapat membunuh agen operasi tingkat rendah Hamas," katanya.

"Hal ini memicu kemarahan masyarakat internasional, dan saya kira salah satu alasan mengapa tekanan internasional menguat."

Sebelumnya dilaporkan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan penarikan pasukan dari Gaza selatan untuk persiapan operasi di masa depan termasuk ke Rafah.

"Pasukan keluar dan bersiap untuk misi mereka selanjutnya. Kami melihat contoh-contoh seperti misi operasi (Rumah Sakit) Shifa, dan juga misi berikutnya di wilayah Rafah," kata Gallant dalam rapat dengan perwira militer Israel, berdasarkan pernyataan dari kantor Menteri Pertahanan Israel.

Dalam pernyataan yang disiarkan televisi Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Herzi Halevi mengatakan "perang Gaza berlanjut, dan kami masih jauh dari berhenti. Perwira tinggi Hamas masih bersembunyi. Kami akan menjangkau mereka cepat atau lambat."

"Kami tidak akan membiarkan brigade Hamas aktif, di daerah mana pun di Jalur Gaza. Kami memiliki rencana dan akan bertindak saat kami sudah memutuskan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement