Selain itu, El-Mesiri juga membandingkan antara Israel dan daerah kantong permukiman serupa seperti kerajaan Tentara Salib, pemukiman Prancis di Aljazair, negara apartheid di Afrika Selatan, yang ditakdirkan terpecah-pecah dan lenyap.
Pandangan Abdul Wahab El-Mesiri tentang kehancuran Israel, juga pernah dimuat dalam laporan Reuters, pada 15 Mei 2008 lalu. Saat itu dia memperkirakan akhir negara Ibrani ini akan terjadi dalam jangka waktu 50 tahun sejak 2008.
El-Mesiri menyangkal bahwa prediksi yang diungkapkannya ini bukan soal pesimisme atau optimisme. Sebab dia hanya membaca data dan fakta dalam konteks obyektifnya dan menarik kesimpulan. Dia kala itu juga mengungkapkan, para peneliti Israel sendiri tidak menampik prediksi yang diungkap oleh dirinya.
Hal itu jugalah yang menghantui para pendiri Israel, termasuk David Ben-Gurion, perdana menteri Israel pertama. El-Mesiri mengatakan, Ben-Gurion telah mendefinisikan terorisme sebagai sekelompok geng yang didanai dari luar negeri.
Berdasarkan penuturan El-Mesiri, Ben-Gurion mengatakan seperti ini: "Di sini kita tidak menghadapi terorisme, melainkan perang. Ini adalah perang nasional yang diumumkan oleh negara-negara Arab terhadap kita. Ini adalah perlawanan yang efektif dari pihak Palestina terhadap apa yang mereka anggap sebagai perampasan tanah air mereka oleh orang-orang Yahudi. Orang-orang yang berjuang melawan perampasan tanahnya tentu tidak akan cepat lelah."
El-Mesiri mengatakan, pada pertengahan 1960-an, dia bertemu seorang Yahudi Irak di Amerika Serikat. Orang Yahudi ini awalnya berimigrasi ke Israel lalu dari sana ia pindah ke Amerika. Dia pun bicara terus terang dengan El-Mesiri, dengan mengatakan:
"Askenazi (Yahudi Barat) menyimpan alamat kerabat mereka di luar negeri. Setelah kekalahan berturut-turut, jumlah orang yang meminta paspor Barat meningkat seiring dengan migrasi balik dari Israel ke luar negeri."
Sumber: Reuters, arabicpost