Ramadhan menjadi kesempatan untuk menegaskan tradisi pluralistik India. Arti dari kata "dosti" sendiri adalah tentang kepercayaan dan kekerabatan, kata Espita Halder, seorang profesor sastra di Universitas Jadavpur Kolkata yang telah menjadi sukarelawan KYN sejak didirikan.
“Saya pikir itulah yang kami butuhkan sekarang; untuk menciptakan kekerabatan dengan tetangga kita. Tanpa perasaan kekerabatan ini, gagasan India akan berantakan,” katanya kepada Arab News.
"Selama 'dosti ki iftari,' orang-orang dari berbagai bagian masyarakat datang dan menghabiskan waktu bersama, itu adalah perlawanan dari bawah melawan politik yang memecah belah,” ucap Halder.
Berbuka puasa KYN biasanya pertemuan sekitar 100 orang, yang sebagian besar adalah non-Muslim.
"Mereka berasal dari perguruan tinggi dan institut yang berbeda, sehingga mereka membawa pesan dan menyebarkan pesan cinta, koeksistensi damai, multikulturalisme interaktif," kata Sabir Ahamed, peneliti dan rekan di Institut Pratichi, yang juga merupakan penyelenggara utama KYN.
“Kami mengundang tamu kami, berbuka puasa bersama, dan memberikan pesan bahwa untuk mengurangi perbedaan, untuk mengurangi intoleransi, kami perlu lebih banyak berinteraksi. Itulah tujuan utama dari ini.”
Ini juga merupakan platform untuk mengatasi ketakutan orang lain. “Dalam hidup, tidak ada yang perlu ditakuti. Itu perlu dipahami. Islamofobia dan semua itu tumbuh karena orang dibuat takut pada agama lain, takut pada komunitas lain. Begitu mereka mendapatkan eksposur, ketakutan ini hilang,” kata Madhuri Katti, pendidik dan penulis.
Baca juga: Dulu Berpikir Islam Sarang Teroris Juga Biang Poligami, Armina Kini Bersyahadat dan Mualaf
“Kami mendapatkan orang-orang baik datang dan berbagi cerita merekax Hubungan emosional antar komunitas sangat penting. Kalau tidak, empati tidak datang,” kata dia menambahkan.
Sumber: arabnews