Selasa 19 Mar 2024 13:12 WIB

Ketua MUI Nilai Ada Motif Menyingkirkan Islam dari India.

Ketua MUI menilai Islamfobia di India sudah akut.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Muhammad Hafil
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Hakim menilai Islamofobia di India sudah akut.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Hakim menilai Islamofobia di India sudah akut.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim menilai serangan terhadap kelompok mahasiswa yang sedang melaksanakan sholat tarawih oleh gerombolan sayap kanan Hindu di India bentuk dari Islamfobia nyata yang terjadi di India. Menurut Prof Sudarnoto sikap anti Islam di India kian meningkatkan sejak pemerintahan dipegang oleh kelompok ekstrem Hindu.

Prof Sudarnoto menyebut serangan terhadap mahasiswa Islam tersebut bentuk Islamfobia model India. Mereka mengekspresikannya dengan cara kekerasan. Aksi semacam itu kian sering dilakukan karena mendapatkan dukungan pemerintah yang tidak mendukung nilai-nilai demokrasi.

Baca Juga

"Ini patut jadi perhatian. Ini menyerang kedaulatan kemanusiaan dan agama. Karena itu ini perlu menjadi perhatian masyarakat internasional terutama OKI," ujar Prof Sudarnoto kepada Republika.co.id, Senin (18/2/2024).

Prof Sudarnoto menambahkan Islamfobia di India sudah akut. Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut ada potensi besar terjadinya genosida terhadap kelompok Islam di India. Melihat dari bentuk-bentuk genosida, menurutnya tanda-tanda itu sudah terjadi.

Kekerasan, perobohan masjid, bullying dan vandalisme sering terjadi. Hal tersebut bagi Prod Sudarnoto adalah bentuk genosida yang mulai ada di India. Dan ia menilai semua itu karena berbagai motif.

Pertama, katanya, karena motif agama. Motif ini berniat untuk menyingkirkan Islam dari India. Kedua, motif politik. Menurut Prof Sudarnoto, pemerintah India seringkali berusaha menyingkirkan Islam lewat berbagai kebijakan politik seperti status kewarganegaraan bagi umat Islam.

India mengeluarkan UU untuk memberikan status kewarganegaraan bagi umat Hindu, Parsi, Sikh, Buddha, Jain dan Nasrani yang memasuki India dari Pakistan, Afghanistan dan Bangladesh. Namun itu tidak berlaku bagi umat Islam.

Selain dua motif tersebut, Prof Sudarnoto juga melihat ada motif budaya yang mengandung anti Islam. Ia menemukan banyak lagu mereka yang berisikan ajakan kepada masyarakat agar membenci Islam.

"Jadi cukup kompleks. Sangat rasis. Saya kira sepanjang pemerintahannya seperti ini Islamfobia akan berlangsug," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement