REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Majelis Ulama Indonesia ( MUI) Provinsi Kalimantan Timur menggelar diskusi dengan melibatkan sejumlah tokoh lintas agama membahas persoalan kedamaian umat setelah selesainya pesta demokrasi Pemilu serentak 2024.
"Alhamdulillah di Kaltim, tidak terjadi pergesekan antarkelompok. Meski ada yang kelahi di media sosial tapi tidak sampai terjadi di dunia nyata. Kita harus menyikapi suasana politik ini, dengan bijaksana. Jangan sampai politik menyebabkan kerenggangan dan perpecahan,” kata Ketua MUI Provinsi Kaltim, KH Muhammad Rasyid saat membuka kegiatan talkshow di Samarinda, Kamis
Muhammad Rasyid tidak memungkiri selama pelaksanaan Pemilu baik Legislatif maupun Pemilihan Presiden 2024 telah terjadi fenomena polarisasi antarmasyarakat yang berseberangan pilihan politik.
Jika terus dibiarkan, lanjut Rasyid hal itu dapat menjadi ancaman perpecahan antar umat manusia, padahal pada tingkat elite politik justru dalam situasi santai.
Oleh sebab itu, pasca Pemilu 2024, MUI Kaltim menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya merawat silaturahmi dan kerukunan antar umat beragama di daerah.
"Kami menjalin kerjasama dengan sejumlah pihak diantaranya Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga (KPRK), Fakultas Ilmu Sosial dan Kependidikan (Fiskep) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kaltim, PW Muslimat NU, Pengurus Wilayah Badan Kontak Majelis Taklim (PW BKMT) serta Perempuan Lintas Agama (Perlita) Provinsi Kaltim," jelasnya.
Kegiatan diskusi tersebut mengambil tema: “Menjalin Silaturahmi Pasca Pemilu” dengan dihadiri puluhan peserta dari berbagai elemen masyarakat yang ada di Kaltim.
Hadir sebagai narasumber di antaranya akademisi UNU Kaltim Yusnan Hadi Mochtar, Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Samarinda Abdul Muin, dan Ketua MUI Kaltim KH Muhammad Rasyid. Peserta diisi oleh kalangan pelajar serta kelompok ibu-ibu majelis taklim dan Muslimat NU.
"Semoga kegiatan ini bisa membawa pencerahan bagi seluruh elemen masyarakat di daerah,,agar tetap menjaga rasa persatuan dan kesatuan bangsa demi terciptanya kedamaian bagi umat manusia," jelasnya.