REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menhan Israel Yoav Gallant membahas situasi di Jalur Gaza melalui telepon, termasuk pembebasan sandera dan pengiriman bantuan.
Menurut pernyataan resmi yang dikeluarkan Sekretaris Pers Pentagon Mayjen Pat Ryder, Austin meminta penilaian Gallant mengenai negosiasi pembebasan para sandera yang ditahan oleh Hamas. Mereka juga membahas kebutuhan mendesak akan lebih banyak bantuan kemanusiaan untuk menjangkau warga sipil Palestina serta perlunya memfasilitasi rute baru bantuan ke Gaza Utara.
"Austin dan Gallant menyetujui perlunya meloloskan Tambahan Keamanan Nasional bipartisan dari Presiden Biden," kata pernyataan tersebut, seperti dilansir Anadolu.
Permintaan tambahan dana keamanan nasional senilai 95 miliar dolar itu mencakup pendanaan untuk Ukraina, serta Israel dan Taiwan. Presiden AS Joe Biden dan Senat mendesak DPR yang dikuasai Partai Republik untuk meloloskan paket bantuan tersebut. Namun ketua DPR Mike Johnson menolak seruan pemungutan suara, dan menyerukan lebih banyak tindakan keamanan perbatasan.
Israel telah membunuh lebih dari 30 ribu orang di Jalur Gaza sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Palestina Hamas. Sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan awal tersebut dan 240 orang disandera, setengah dari mereka telah dibebaskan dalam gencatan senjata singkat pada November.
Operasi militer Israel telah meluluhlantakkan Gaza, menyebabkan pengungsian, dan penderitaan massal. Di tengah kecaman internasional, Israel mengatakan akan melancarkan invasi darat ke Rafah, Jalur Gaza selatan apabila kesepakatan tidak tercapai pada bulan suci Ramadhan.
Biden mengatakan dia berharap gencatan senjata dapat dilakukan pada awal pekan depan karena perundingan untuk menghentikan peperangan dan menjamin pembebasan tawanan tampaknya akan cepat dirampungkan.