Rabu 28 Feb 2024 18:54 WIB

BI-Pemprov Babel Kembangkan Program Kemandirian Ekonomi Pesantren

Pesantren memiliki potensi besar untuk perintisan dan pengembangan industri halal.

Ilustrasi kegiatan pengembangan ekonomi pesantren.
Foto: Dok NU Care-Lazisnu
Ilustrasi kegiatan pengembangan ekonomi pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Bank Indonesia (BI) bersama Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov Babel) merealisasikan program tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan membantu mengembangkan kemandirian ekonomi Pondok Pesantren At Thoybah, Desa Balunijuk, Kabupaten Bangka.

"Program yang dijalankan ini sudah menampakkan hasil cukup menggembirakan, salah satunya penanaman delapan ribu pohon cabai di lahan seluas lima ribu meter persegi," kata Kepala BI Babel Rommy S Tamawiwy, di Pangkalpinang, Rabu.

Baca Juga

Pada program yang dilaksanakan di Pondok Pesantren At Thoybah sejak tahun 2023 tersebut, kata dia, saat ini sudah mencapai hasil cukup memuaskan, bahkan dari penanaman pohon cabai tersebut sudah memperoleh hasil panen sebanyak 634 kilogram dengan total pendapatan mencapai sekitar Rp38 juta.

"Kemarin kami sudah melaksanakan panen bersama dan kemungkinan dalam jangka waktu sebulan ke depan bisa dilakukan panen berikutnya. Hasil panen ini selain dijual juga untuk konsumsi internal pondok pesantren, sehingga mendorong kemandirian pangan pesantren tersebut," katanya lagi.

BI Babel berharap keberhasilan ini dapat ditingkatkan dan direplikasi di wilayah lain untuk meningkatkan kemandirian ekonomi pondok pesantren dan stabilitas inflasi berbasis pondok pesantren.

"Keberhasilan panen ini dapat terus konsisten dapat dipertahankan, sehingga dapat mendukung ketersediaan pasokan cabai menuju bulan Ramadhan," katanya pula.

BI juga mengajak perwakilan dari 10 pondok pesantren se-Babel melakukan studi banding ke Ponpes Al-Ittifaq, Bandung, untuk mempelajari model bisnis pengembangan ekonomi di sektor pertanian.

Ponpes Al-Ittifaq saat ini telah menjadi pemasok 68 jenis produk pertanian untuk pasar ritel modern dan pasar tradisional di wilayah Bandung dan Jakarta dengan melibatkan sejumlah pondok pesantren di wilayah Bandung dan sekitarnya.

Pelaksana Tugas Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Babel Ahmad Yani memberikan apresiasi dan semangat kepada para santri dan pengelola pondok pesantren yang turut berperan dalam pengendalian inflasi melalui budi daya cabai merah.

"Kegiatan ini sangat bermanfaat dalam menciptakan jiwa kewirausahaan para santri," katanya pula.

Pengembangan ekonomi pondok pesantren dengan pengembangan potensi hortikultura berkelanjutan diharapkan bisa menjadi salah satu sentra produksi di Pulau Bangka.

Ke depan, BI akan terus bersinergi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), pemerintah daerah, dan mitra strategis lainnya untuk melanjutkan program unggulan GNPIP pada tahun 2024 melalui kerangka strategi 4K (keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif).

Melalui strategi tersebut, BI dan TPID berupaya agar angka inflasi tahun 2024 berada dalam sasaran target nasional sebesar 2,5+1 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement