REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah memilih hamba-Nya untuk diberikan hidayah. Mereka adalah orang-orang spesial yang kelak mendapatkan posisi mulia di akhirat.
Kisah tersebut bermula saat seorang pria bernama Khalid Yasin yang kini berubah nama menjadi Syekh Daoud Ahmed Faisal sedang menempuh perjalanan menggunakan kereta. Kala itu, ia menemukan surat yang berisi satu halaman penuh. Di dalamnya terdapat surat Malcolm X dari Makkah bertuliskan kata Makkah, Nabi Muhammad, Ka’bah, Al-Quran dan Haji Arafah.
Ahmed saat itu mengaku belum mengetahui apa arti dari kata-kata tersebut. Sehingga ia berusaha mencari tahu menggunakan perangkat Encyclopedia Britannica.
Meskipun pada masa itu belum ada sosial media, tapi ia menjadi orang beruntung yang memiliki Encyclopedia Britannica untuk mencari pengetahuan tentang surat yang ditulis oleh Malcolm.
Sampai akhirnya, Ahmed mengetahui arti dari tulisan dalam surat itu. Ia mengerti mengapa Malcolm memilih bersyahadat.
Dalam kisahnya, Malcolm mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Makkah dan melaksanakan ibadah. Ia merasakan semangat persatuan dan persaudaran di sana antara puluhan ribu peziarah di dunia.
Meskipun mereka semua berasal dari ras yang berbeda, kulit yang tak sama, bentuk rambut yang berbeda-beda. Tetapi, Malcolm tidak melihat adanya perseteruan antara mereka.
Itulah yang membuat Malcolm merasa dihormati dan dianggap sederajat karena kepercayaan mereka satu, yaitu Allah.
Ahmed mempelajari Nation of Islam buku Malcolm X. Ia memahami setiap untaian kata yang menjadi perjalanan Malcolm.
Hingga tiba pada satu acara yang menghadirkan Malcolm di Harlem. Ia mendatangi tempat itu untuk mendengarkannya dengan mengambil posisi di atap rumah bersama dua orang lainnya.
Lihat halaman berikutnya >>>