REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Said Aqil Siroj (SAS) Institute bekerja sama dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) meluncurkan buku 'Kiai Pesantren Membangun Peradaban: 70 Tahun Prof KH Said Aqil Siroj.
Buku tersebut mengulas perjalanan hidup, kisah perjuangan, dan cakrawala pemikirannya. Tidak hanya itu, pengabdian, perjuangan, dan pengorbanan untuk kemanusiaan juga ada di sana.
"Sumbangsih pemikiranya untuk bangsa ini tak terbilang, mulai dari masalah nasionalisme berkeadilan, Islam yang toleran dan damai, pendidikan yang maju dan berperikemanusiaan, hingga humanisme universal," ucap Direktur Eksekutif SAS Institute Sa'dullah Affandy dalam kegiatan bedah buku yang digelar di UNJ, Jakarta, Kamis (22/2/2024).
Sebagai penulis buku tersebut, Sa'dullah menilai sosok Said Aqil merupakan tokoh istimewa milik Nahdlatul Ulama (NU). Semua sumbangsih yang dia sebut di atas adalah cerminan dari ide-ide pokok Said Aqil yang tertuang dalam konsep Islam Nusantara.
Buku yang terdiri dari lima bab itu secara beruntun bercerita tentang perjalanan hidup Said Aqil.Mulai dari riwayat hidupnya, perjuangan dan pemikirannya, upayanya meneguhkan sikap nasionalisme, membangun ke-Indonesiaan, hingga konsistensi bersikap dan bertindak. Buku itu juga dilengkapi lampiran pidato pada Pembukaan Muktamar Ke-34 NU Tahun 2021.
Tokoh yang akrab dipanggil Kang Said itu merupakan salah satu 'ulama besar' yang dimiliki kaum Nahdliyyin. Buku itu mengulas perjalanan hidup, kisah perjuangan, dan cakrawala pemikirannya. Tak hanya itu, pengabdian, perjuangan, dan pengorbanan untuk kemanusiaan juga dibahas.
"Banyak hal yang dapat pembaca ambil dari tauladan sosok Kang Said sebagai pecinta ilmu, penggemar baca kitab dan buku, senang berdiskusi dan berorganisasi, serta berwawasan luas" kata Sa'dullah.
Kang Said juga akrab dengan Gusdur. Di mana Gusdur mengajak Kang Said untuk beraktivitas di NU. Pada saat itu pula, di tahun pertamanya aktif, Kang Said diamanahi sebagai Wakil Katib Aam PBNU.
Gusdur mempromosikan Kang Said dengan sebutan 'Doktor muda NU yang berfungsi sebagai Kamis berjalan dengan disertasi lebih dari 1000 referensi'.
Pada kesempatan itu, Said Aqil yang turut hadir mengatakan, kehadiran buku biografi itu bukan bermaksud untuk pamer, riya’ atau ujub, apalagi membanggakan diri. Tapi semata-mata hanya sekedar catatan perjalanan hidup saya yang penuh liku, baik yang sukses maupun yang tidak.
"Dari buku ini, semoga ada yang bisa diambil manfaat dan hikmahnya untuk menjadi pelajaran para pembaca, khususnya anak-cucu saya dan santri-santri saya sendiri," ucap Said Aqil.
Baca juga: Saat Kiamat Tiba, Baca Kalimat Thayyibah yang 'Dibocorkan' Rasulullah SAW Ini
Pada sambutan pembuka, Rektor UNJ Komarudin mengatakan, sosok Buya Said adalah ulama dan guru bangsa yang pemikirannya orisinil dan komprehensif. Dia melihat sosok Said Aqil sebagai jembatan dan teladan dalam memperjuangkan keislaman yang moderat dalam bingkai kebhinekaan NKRI.
"Buku biografi Prof Said Aqil Siroj yang ditulis oleh Dr Sa’dullah Affandy ini menjadi oase pembuka sekaligus petunjuk jalan bagi generasi kedepan, khususnya mengenai Islam Nusantara," ungkap Komarudin.