Jumat 09 Feb 2024 21:37 WIB

Israel Pertimbangkan Kelonggaran di Tepi Barat Selama Ramadhan

Sejak 7 Oktober, Israel menangguhkan izin masuk sekitar 100 ribu pekerja Palestina.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Orang-orang memeriksa puing-puing bangunan tempat tinggal yang dihancurkan oleh tentara Israel, di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza selatan, 9 Februari 2024.
Foto:

Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid mengecam posisi Ben-Gvir dan Smotrich awal pekan ini. "Jika Ben-Gvir diizinkan untuk memimpin acara (selama Ramadhan) di Yerusalem dan Temple Mount (kompleks Al Aqsa), maka wilayah tersebut akan menyala, itulah yang dia inginkan,” katanya.

Lapid juga menyerukan penghapusan kekuatan Ben-Gvir selama bulan suci Muslim. Tahun lalu, Ben-Gvir memimpin kelompok pemukim agama Israel menyerbu kompleks Al Aqsa di bawah perlindungan polisi Israel selama Ramadhan, memprovokasi konfrontasi dengan jamaah Palestina.

Ben-Gvir juga memimpin penyerbuan pemukim di tempat perlindungan dalam beberapa bulan dan minggu sebelum 7 Oktober. Ini merupakan salah satu alasan yang ditunjukkan Hamas untuk serangannya terhadap pangkalan militer Israel dan permukiman sipil di dalam dan di sekitar "Amplop Gaza".

Sejak 7 Oktober, pasukan Israel telah secara kritis meningkatkan serangan mereka di kota-kota Palestina dan kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat yang diduduki, menewaskan 387 orang Palestina, 70 di antaranya terbunuh sejak awal 2024.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement