Sabtu 03 Feb 2024 20:34 WIB

Teknologi Terus Berkembang, Antropolog Muslim Ingatkan Perubahan Model Pendidikan

Perubahan ini terjadi karena sesuatu yang diimpikan oleh seorang anak juga berubah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi pendidikan.
Foto: www.freepik.com
Ilustrasi pendidikan.

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Hal mendasar yang mengalami perubahan di masa depan seiring berkembangnya teknologi adalah model pendidikan. Perubahan ini terjadi karena sesuatu yang diimpikan oleh seorang anak juga berubah.

Demikian disampaikan oleh Guru Besar Antropologi Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr Kamaruzzaman Bustamam Ahmad dalam forum AICIS ke-23 Tahun 2024 yang digelar di UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (3/2/2024).

Baca Juga

"Di kemudian hari, perubahan paling penting nanti adalah model pendidikan. Pendidikan ini akan berubah total, kenapa, mimpi seorang anak hari ini menjadi PNS. Kalau dia menjadi bagian dari pemerintah maka dia akan menjadi terhormat, tapi ketika ada anak SD yang bisa mendapatkan uang miliaran, maka konesp pendidikan tadi yang memberikan job yang zona aman dan nyaman, akhirnya berubah. Sehingga anak-anak bisa menjadi tidak tertarik sekolah," jelasnya.

Dalam kondisi tersebut, bagaimana sikap orang tua seharusnya? Kamaruzzaman memaparkan, orang tua harus memberi penjelasan kepada anak ihwal perkembangan zaman. Wawasan terkait apa yang berkembang di dunia perlu disampaikan kepada mereka.

"Maka orang tua harus hadir sebagai 'mufassir', bukan mengadili, yang menentukan ini tidak boleh dan ini boleh. Orang tua harus menjadi partner untuk anaknya sejak SD. Kita tidak bisa memaksa alam kita kepada anak anak baru ini," tuturnya.

Penjelasan yang disampaikan kepada anak yaitu dengan memberi wawasan tentang perkembangan industri di masa depan. Kamaruzzaman juga mengatakan, semakin banyak penjelasan yang diberikan maka anak itu akan mengetahui bagaimana cara dia beradaptasi.

"Ini yang mulai penting sekarang. Jangan kemudian memberikan kemudahan teknologi kepada anak, lalu anak dan orang tua sendiri-sendiri. Tidak bisa orang tua membeli produk teknologi dan memberikannya ke anak lalu dia membiarkannya begitu saja," jabarnya.

Namun orang tua, lanjut Kamaruzzaman, perlu berbagi wawasan kepada anak tentang sebab akibat dalam konteks perkembangan yang sedang terjadi di dunia. Misalnya tentang saham, kripto maupun blockchain dan sebagainya.

"Tidak perlu sampai dia mengeksekusi pikirannya tapi dia bisa meraba ke arah mana dia hidup. Misalnya katakan kalau kamu adiktif terhadap pola seperti ini maka kamu ke depannya akan menjadi seperti ini. Perluas wawasan mereka," paparnya.

Menurut Kamaruzzaman, saat orang tua bisa memberikan pengaruh kepada anak untuk berpikir masa depan, maka anak akan sendirinya berpikir secara mandiri sehingga sekolah bagi anak tersebut menjadi fun.

"Tidak perlu anak itu rangking 1, tapi selama dia bisa ada di koridor yang orang tua inginkan dan intervensi dari sisi pemikirannya, itu tidak masalah," katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement