Sabtu 03 Feb 2024 05:57 WIB

Tokoh Buddha: Israel Rampas Hak Hidup Rakyat Gaza

Tokoh Budha menilai Israel melakukan pelanggaran HAM sangat berat

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Para tokoh dari berbagai agama menjadi narasumber pada sesi ASEAN Religious Leaders Summit pada perhelatan Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-23 Tahun 2024, di UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah, Jumat (2/2/2024).
Foto: Republiika/Umar Mukhtar
Para tokoh dari berbagai agama menjadi narasumber pada sesi ASEAN Religious Leaders Summit pada perhelatan Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-23 Tahun 2024, di UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah, Jumat (2/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Tokoh agama Buddha Indonesia, Prof Philip Kuntjoro Widjaja menyampaikan pandangannya ihwal konflik peperangan yang terjadi di Gaza, Palestina. Dia menilai, Israel telah melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat.

"Kami (umat Buddha) turut prihatin atas tindakan pelanggaran HAM yang berat ini," kata dia, di sela-sela kegiatan forum Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-23 Tahun 2024, di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (2/2/2024).

Baca Juga

Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) itu menyampaikan, zionis Israel melakukan perampasan atas hak-hak rakyat Gaza dalam memenuhi kebutuhan hidup. Bahkan korban yang berjatuhan meliputi wanita dan anak-anak.

"Hak untuk memenuhi kebutuhan hidup dirampas. Wanita, anak-anak, warga sipil lainnya juga menjadi korban. Kita lihat di TV itu, anak kecil dan wanita jadi korban," tuturnya.

Tidak hanya itu, gedung-gedung sipil dan bahkan rumah sakit juga menjadi sasaran serangan militer zionis Israel. Padahal, sudah jelas rumah sakit tidak boleh menjadi target serangan dalam perang.

"Gedung-gedung sipil, bahkan rumah sakit, semestinya tidak boleh dibom. Di mana-mana dalam perang itu rumah sakit tidak dibom. Dan wartawan juga dibunuh banyak sekali," jelasnya.

Philip mengatakan, dia ikut dalam aksi bela Palestina yang diselenggarakan di Monas, Jakarta, pada November 2023 lalu. Pihaknya juga membantu urunan untuk membangun rumah sakit Indonesia baik di Gaza maupun Hebron. Baginya, tidak ada batasan agama atau batasan lain untuk membantu rakyat Gaza.

"Jadi yang bisa kita kerjakan, kita kerjakan. Tidak ada batasan agama, tidak ada batasan yang lain. Kita terjun langsung ke dalam tindakan yang nyata dan memberi contoh kepada teman-teman saya yang dari Buddhis untuk bersama-sama membantu. Itu yang bisa kita lakukan," tuturnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement